Ulama Penjaga Keharmonisan Umat di Tahun Politik
Oleh: Ahmad Sahaluddin Rizqi

Ini menandakan bahwa komunikasi antara pemimpin agama dan politisi tidak hanya terjadi saat kampanye, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
Ini menciptakan kedekatan yang lebih tulus dan membentuk dasar yang kuat untuk kerja sama di masa depan.
Permintaan doa Gibran agar semua urusan dilancarkan juga mencerminkan kesadaran akan kebutuhan spiritual dalam menjalani perjalanan politik.
Ini menciptakan gambaran bahwa keberhasilan Gibran tidak hanya bergantung pada dukungan politik, tetapi juga pada restu dan doa dari tokoh agama.
Dalam budaya Indonesia yang religius, permintaan doa seperti ini dapat memiliki dampak positif dalam membentuk persepsi masyarakat terhadap seorang pemimpin.
Kunjungan ini juga menyoroti pentingnya kerukunan antara pemimpin agama dan pemimpin politik dalam konteks keberagaman Indonesia.
Ayib Thohir, sebagai tokoh agama, menyambut Gibran dengan hangat, menunjukkan bahwa harmoni antara agama dan politik dapat terwujud jika ada saling penghormatan dan pemahaman.
Hal ini sejalan dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika, bahwa dalam perbedaan, kita dapat hidup berdampingan secara damai.
Ulama, sebagai pemimpin rohaniah, tidak hanya memberikan panduan keagamaan, tetapi juga turut serta dalam pembangunan sosial dan politik
- Bakal Salat IdulFitri di Jakarta, Wapres Gibran: yang Penting Sungkem ke Presiden Dulu
- Peneliti BRIN Dorong Publik Mendukung Agenda 'Bersih-Bersih' di Era Prabowo
- Intelektual Muda: Prabowo-Gibran Solid, Tak Ada Keretakan
- Analis Ekonomi Politik Sebut Pemerintahaan Prabowo – Gibran Solid dan Demokrasi Indonesia Baik-baik Saja
- Gibran Minta Kepala Daerah Waspada Kelangkaan Barang Pokok Jelang Ramadan
- Wagub Taj Yasin Pengin Masyarakat Memanfaatkan Program Cek Kesehatan Gratis