Ulama Perlu Dilibatkan dalam Proses Deradikalisasi Teroris
jpnn.com, JAKARTA - Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW) meminta Polri melibatkan ulama dalam melakukan deradikalisasi narapidana terorisme.
Sekretaris Jenderal MDHW Hery Haryanto Azumi mengatakan, proses deradikalisasi tidak bisa dilakukan instan. Penerapannya harus secara simultan dan berkelanjutan.
Hal ini disampaikan Hery pascagencatan senjata narapidana terorisme dengan polisi di Mako Brimob, Kamis (10/5).
"Memang sudah berakhir tragedi ini, namun perlu upaya deradikalisasi secara simultan dan berkelanjutan. Ulama harus dilibatkan dari hulu ke hilir. Karena ini sudah menyangkut mindset dan dogma," kata Hery dalam keterangan yang diterima.
Menurut dia, proses deradikalisasi harus melibatkan para ulama moderat dari hulu sampai ke hilir. Persoalan deradikalisasi tidak bisa hanya diselesaikan melalui pendekatan hukum, namun dibutuhkan juga pendekatan persuasif mengingat persoalan ini menyangkut mindset dan dogma.
"Pedekatan hukum bagus. Namun pendekatan kultural seperti persuasif juga penting," tambah dia.
Hery menambahkan, peristiwa Mako Brimob harus menjadi pelajaran agar semua masyarakat tentang pentingnya mencintai Tanah Air.
"Dengan cinta Tanah Air sejak dini, perilaku radikal dan saling jegal bahkan saling bunuh terhadap sesama anak bangsa akan dapat dihindari," kata dia.
Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW) meminta Polri melibatkan ulama dalam melakukan deradikalisasi narapidana terorisme.
- Polisi Tewas Ditusuk Bandar Narkoba, Sahroni Ingin Pelaku Dituntut Pidana Mati
- Ada Sindikat Penjual Bayi Promosi di TikTok, Sahroni Minta Polri Tingkatkan Patroli Digital!
- Perayaan HUT YBB Berlangsung Meriah, 5 Kapolri Senior Hadir
- Polda Riau Tanam Jagung di Kampar, Irjen Iqbal: Polri Berkomitmen Dukung Ketahanan Pangan Nasional
- Ombudsman Berikan Predikat A Hijau untuk Polres Banyuasin
- Innalillahi, Yusri Yunus, Jenderal Periang Tutup Usia