Ulama Perlu Dilibatkan dalam Proses Deradikalisasi Teroris
jpnn.com, JAKARTA - Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW) meminta Polri melibatkan ulama dalam melakukan deradikalisasi narapidana terorisme.
Sekretaris Jenderal MDHW Hery Haryanto Azumi mengatakan, proses deradikalisasi tidak bisa dilakukan instan. Penerapannya harus secara simultan dan berkelanjutan.
Hal ini disampaikan Hery pascagencatan senjata narapidana terorisme dengan polisi di Mako Brimob, Kamis (10/5).
"Memang sudah berakhir tragedi ini, namun perlu upaya deradikalisasi secara simultan dan berkelanjutan. Ulama harus dilibatkan dari hulu ke hilir. Karena ini sudah menyangkut mindset dan dogma," kata Hery dalam keterangan yang diterima.
Menurut dia, proses deradikalisasi harus melibatkan para ulama moderat dari hulu sampai ke hilir. Persoalan deradikalisasi tidak bisa hanya diselesaikan melalui pendekatan hukum, namun dibutuhkan juga pendekatan persuasif mengingat persoalan ini menyangkut mindset dan dogma.
"Pedekatan hukum bagus. Namun pendekatan kultural seperti persuasif juga penting," tambah dia.
Hery menambahkan, peristiwa Mako Brimob harus menjadi pelajaran agar semua masyarakat tentang pentingnya mencintai Tanah Air.
"Dengan cinta Tanah Air sejak dini, perilaku radikal dan saling jegal bahkan saling bunuh terhadap sesama anak bangsa akan dapat dihindari," kata dia.
Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW) meminta Polri melibatkan ulama dalam melakukan deradikalisasi narapidana terorisme.
- Pemerasan Penonton DWP, Polri Harus Periksa Pimpinan 18 Oknum Polisi
- Brigjen Mukti Juharsa: Fredy Pratama Pasti akan Kita Tangkap
- 18 Polisi Terduga Pemeras Penonton DWP Mencoreng Institusi, Kompolnas Minta Polri Tegas
- 5 Berita Terpopuler: Ada Tuntutan Pemecatan, Honorer Non-Database BKN Minta Kesempatan Kedua
- Kronologi Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni Hilang sebelum TNI-Polri Tembak Mati Komandan KKB
- Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni Hilang, TNI Kerahkan Pasukan