Ulama Perth Sebut Sampul Edisi Terbaru ‘Charlie Hebdo’ Ofensif

Ulama Perth Sebut Sampul Edisi Terbaru ‘Charlie Hebdo’ Ofensif
Ulama Perth Sebut Sampul Edisi Terbaru ‘Charlie Hebdo’ Ofensif

Namun ia mengatakan, Muslim percaya bahwa Allah telah melarang umatnya untuk menggambar seseorang yang dianggap suci atau sakral.

"Saya tersinggung karena sesuatu yang sudah diketahui, yang akan menyinggung saya, tetap dilakukan. Saya mengerti implikasi dari kebebasan berbicara, tapi saya menyadari tak ada yang mutlak,” jelas sang Imam.

Ia lantas menguraikan, "Meski demikian, karena ada sesuatu yang tak akan berjalan sesuai dengan keinginan saya, tidak berarti saya akan bereaksi dengan cara yang kontraproduktif, tidak etis, tidak bermoral atau tak mencerminkan Islam, dan bertentangan dengan ajaran iman saya itu."

Imam Ibrahim mengatakan, kartun itu akan melukai perasaan dan membuat marah umat Islam di seluruh dunia, tetapi ia mendesak Muslim untuk menanggapinya dengan cara yang "akan dilakukan Nabi jika ia masih hidup".

Renald Luzier mengadakan konferensi pers di Paris, pada Senin (12/1), untuk menjelaskan sampul terbaru Charlie Hebdo.

"Satu-satunya ide yang dipikirkan adalah untuk menggambar Muhammad, saya Charlie. Lalu saya menatapnya, ia sedang menangis. Kemudian di bagian atas, saya menulis: ‘Semua diampuni’, dan kemudian menangis. Kami memiliki halaman depan ini, kami akhirnya menemukan halaman depan yang berdarah ini. Ini adalah halaman depan kami,” jelasnya.

"Ini bukan halaman depan yang diinginkan warga dunia, ini adalah halaman depan kami,” tambahnya.

Ia mengungkapkan, "Ini bukan halaman depan yang diinginkan para teroris, karena tak ada teroris di dalamnya, hanya seorang pria yang menangis, dan itu Muhammad. Saya minta maaf karena kami menggambarnya lagi, tetapi Muhammad yang kami gambar adalah Muhammad yang menangis atas kejadian ini."

Seorang ulama asal Perth mengutarakan, penggambaran Nabi Muhammad dalam edisi terbaru mingguan satir Perancis ‘Charlie Hebdo’ sudah kelewat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News