Pemilu Irak
Ulama Syiah Menang, Parlemen Perintahkan Hitung Ulang
jpnn.com, BAGHDAD - Tak mudah mengakui kekalahan. Pun demikian halnya dengan Perdana Menteri (PM) Haider Al Abadi dan para legislator Irak. Abadi dikalahkan ulama Syiah Moqtada Al Sadr dalam pemilu 12 Mei lalu. Dia tak terima dan yakin terjadi kecurangan.
Rabu (6/6) parlemen memutuskan menghitung ulang sekitar 11 juta suara yang masuk secara manual. Mereka juga memecat sembilan anggota komisi pemilihan umum dan menggantikannya dengan hakim.
Sehari setelah penghitungan suara, memang terjadi banyak komplain di berbagai distrik mengenai hasil pemilu. Sadr menang di beberapa distrik yang mayoritas penduduknya Sunni.
Abadi menuding bahwa alat penghitungan suara elektronik yang digunakan saat pemilu rusak karena tidak ditinjau sebelum pemakaian. Keputusan tersebut tentu membuat berang pihak Sadr.
’’Orang-orang yang kalah dalam pemilu seharusnya tidak memanipulasi parlemen,’’ ujar Dhiaa Al Asadi, ajudan utama Sadr sebagaimana dilansir Reuters. Dia beranggapan bahwa itu adalah konflik kepentingan.
Komisi pemilihan umum tak terima begitu saja dengan keputusan tersebut. Kemarin, Kamis (7/6), mereka menegaskan akan mengajukan banding atas keputusan parlemen untuk hitung ulang dan pemecatan itu. Mereka beranggapan bahwa keputusan tersebut tak selaras dan melanggar konstitusi. (sha/c22/dos)
Parlemen Irak memutuskan penghitungan ulang hasil pemilihan umum yang dimenangkan ulama Syiah Moqtada Al Sadr
Redaktur & Reporter : Adil
- Kualifikasi Piala Dunia 2026: Vietnam Menutup Perjuangan dengan Kekalahan
- Timnas Indonesia Kalah, STY: Saya Tak Akan Ajak Dia Bicara Beberapa Hari ke Depan
- Soal Kans Timnas Indonesia ke Fase Ketiga, Pelatih Irak Berkomentar Begini
- Masih Pantaskah Jordi Amat Membela Timnas Indonesia?
- Bermain 10 Orang, Timnas Indonesia Kalah dari Irak
- Timnas Indonesia vs Irak: Garuda Bertekuk Lutut, Ada Kartu Merah dan 2 Penalti