Ulang Pantun

Oleh: Dahlan Iskan

Ulang Pantun
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Pun setelah ia berhasil mengembangkan banyak perusahaan di bawah grup Riau Pos: perusahaan terus berkembang, sastra Melayu terus melaju.

Baca Juga:

Saya pun minta Pak Rida untuk memberikan pandangan soal pantun yang tiba-tiba mewabah di kolom komentar Disway.

Ia sekarang tinggal di Tanjungpinang - -pernah jadi ibu kota kerajaan Melayu. Ia membaca Disway tiap hari. Ini komentarnya:

Ada sebuah ungkapan yang sangat dikenal di dunia Melayu: ”Kalau tak pandai berpantun, jangan mengaku orang Melayu”.

Adagium ini menunjukkan bagaimana pantun telah memegang peran penting dalam kehidupan sehari hari masyarakat Melayu.

Bagi mereka, jika hendak dipandang sebagai orang yang berilmu dan berpengaruh, harus tahu bagaimana menafsir pantun. Juga harus tahu bagaimana cara membalas pantun. Pun bagaimana cara mengemas pantun.

Itu juga penting bagi yang ”hendak berada di tengah balai (tempat terhormat)”.

Pantun itu harus dipelajari. Cara berpantun dan cara menyampaikan pantun, akan menunjukkan kadar dan kelas dalam kehidupan bermasyarakat.

Awalnya bertepuk sebelah tangan: tidak ada yang menghiraukan. Mungkin karena pantunnya sarat dengan nasihat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News