Ultah Jakarta, Kiprah 'Gubernur Maksiat' Membangun DKI dengan Duit Judi

Ultah Jakarta, Kiprah 'Gubernur Maksiat' Membangun DKI dengan Duit Judi
Gubernur DKI Jakarta 1966-1977 Ali Sadikin. Foto: reproduksi dari foto karya Desmaizal Zainal untuk sampul buku Pers Bertanya Bang Ali Menjawab

Biasanya para PSK itu berseliweran di jalan-jalan ibu kota menggunakan becak. “Orang menyebutnya ‘becak komplet’, ha ha….”

Istilah ‘becak komplet’ itu karena PSK dan tukang becaknya menjadi satu tim. Mereka berkeliling menyusuri jalanan Jakarta.

“Jadi, kan, kotor kota ini. Malu saya,” katanya.

Hal itu mendorong Bang Ali belajar dari kota-kota yang memiliki industri seks, seperti Singapura, Bangkok, dan Manila, yang melokalisasi para PSK.

Bang Ali pun memprakarsasi pendirian Kramat Tunggak. Saat lokalisasi di tersebut didirikan di wilayah Jakarta Utara, lokasinya jauh dari permukiman penduduk.

“Kriminalitas juga tidak menyebar ke mana-mana, cuma di situ, jadi mudah diatasi. Itu gagasan dari Bangkok,” kisahnya.

Namun, cara Ali Sadikin mencari duit tidak hanya melalui jalan 'haram'. Dia juga menggenjot cara meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) melalui pajak kendaraan bermotor.

Bang Ali punya ide tentang bagaimana menyatukan dua intansi yang mengurus surat tanda nomor kendaraan (STNK) dan pajaknya.

Bang Ali semasa menjadi gubernur DKI melegalkan perjudian, mendirikan lokalisasi Kramat Tunggak, dan mengizinkan kelab malam serta tempat-tempat sauna.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News