Ulur Perdamaian, Israel Bahas Gilad Shalit
Kamis, 19 Februari 2009 – 06:45 WIB
JERUSALEM - Hampir tiga tahun tidak ada kabar, nasib serdadu Israel Gilad Shalit yang diculik militan Palestina di Jalur Gaza kembali dibahas. Dalam rapat kabinet keamanan kemarin (18/2), mereka sepakat menjadikan Shalit alat penukar gencatan senjata permanen dengan Hamas. Perdamaian Israel-Palestina pun kembali terancam. Khaled Meshaal, pimpinan Hamas yang diasingkan di Damaskus, Syria, langsung menolak dengan tegas. "Israel harus bertanggung jawab. Mereka menghalangi upaya damai Mesir dengan menambahkan syarat baru pada detik-detik terakhir perundingan," paparnya setelah bertemu Ketua Liga Arab Amr Mussa.
"Dibebaskannya Shalit menjadi syarat utama kesepakatan damai dengan Hamas dan juga dibukanya kembali perbatasan," tandas Menteri Dalam Negeri Meir Sheetrit seperti dilansir Associated Press kemarin (18/2). Dia menegaskan, dengan atau tanpa perantaraan Mesir, perdamaian tidak akan tercapai tanpa dibebaskannya Shalit. Selama ini, Hamas selalu enggan melibatkan Shalit dalam setiap perundingan damai.
Pekan lalu, Olmert menyerukan agar militan Gaza membebaskan Shalit sebagai bagian dari gencatan senjata. "Kami ingin membahas pembebasan Shalit lebih dulu. Setelah itu baru pembukaan kembali perbatasan dan rehabilitasi Gaza," ujarnya Selasa (10/2). Namun, seruan Olmert itu justru mengundang kritik keras Hamas.
Baca Juga:
JERUSALEM - Hampir tiga tahun tidak ada kabar, nasib serdadu Israel Gilad Shalit yang diculik militan Palestina di Jalur Gaza kembali dibahas. Dalam
BERITA TERKAIT
- Kang TB Sodorkan 4 Catatan Kritis soal Joint Statement Maritime RI-Tiongkok
- Temui Para Taipan Tiongkok, Prabowo Amankan Investasi Rp 156 Triliun
- Ditunjuk Jadi Wakil Ketua Delegasi, Raja Juli Mendampingi Hashim ke Forum COP29
- Prabowo Ingin Berguru dari China Cara Mengatasi Kemiskinan
- Inilah Misi Prabowo ke China, Ada soal Pemberantasan Kemiskinan
- PPI Munich Gelar Sports and Culinary Festival Perdana di Munich