Umat Islam di Launceston, Tasmania Terus Bertambah, tetapi Tak Ada Masjid

Umat Islam di Launceston, Tasmania Terus Bertambah, tetapi Tak Ada Masjid
Keluarga Saleem yang sebelumnya tinggal di Brisbane pindah ke Launceston dan mengaku sangat cocok dengan ketenangan kota di Tasmania utara tersebut.   (ABC Northern Tasmania: Sean Wales)

"[Di Malaysia] ramai sekali, macet dimana-mana. Tasmania adalah tempat yang cukup bagus dan tenang untuk ditinggali," ujarnya.

Bart merupakan salah seorang jamaah salat Jumat yang dilaksanakan di sebuah ruangan kecil di kampus Universitas Tasmania di Newnham.

Ada sejumlah jamaah di sini yang datang dari daerah seperti St Helens di pantai timur Tasmania, sekitar 160 kilometer jaraknya, menempuh perjalanan lebih dari dua jam hanya untuk salat Jumat.

Ruangan di kampus ini sudah terlalu kecil untuk menampung jamaah yang terus berkembang.

Menurut Dr Rabiul Islam, dosen di universitas tersebut, perkembangan umat Islam terjadi dalam delapan tahun terakhir.

"Saya tiba pada tahun 2013 dan waktu itu ada sekitar 40 hingga 50 keluarga saja. Sekarang sudah 500-an keluarga, jadi ruangan ini sudah tak bisa menampung jamaah," jelasnya.

Masjid pertama di Launceston

Saat ini umat Islam di Launceston telah menandatangani kontrak untuk sebuah bangunan di daerah Kings Meadows, yang mereka harapkan bisa menjadi masjid pertama di kawasan itu.

Mostafa Saleem menyebut masjid ini akan menjadi tempat berkumpul bagi masyarakat, dan akan mendatangkan manfaat bagi wilayah itu secara keseluruhan.

Asosiasi Muslim Tasmania memperkirakan jumlahnya meningkat lebih dari dua kali lipat sejak sensus terakhir pada tahun 2016, yang menyebutkan ada 2.498 umat Islam.

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News