Umat Kristen Palestina Tetap Beribadah di Tengah Wabah Virus Corona
jpnn.com, BETLEHEM - Untuk kali pertama, Raed al-Atrash, seorang umat Kristen Palestina berusia 54 tahun dari Betlehem mengikuti ibadah Minggu bersama keluarganya melalui siaran langsung via televisi. Ini terjadi karena gereja-gereja Palestina ditutup sebagai bagian dari langkah pencegahan wabah virus corona.
"Hati saya hancur karena gereja-gereja ditutup sekarang," tutur al-Atrash, seorang ayah dari enam anak, kepada Xinhua usai beribadat bersama keluarganya di rumah.
Namun, dia percaya bahwa sangat penting untuk menghindari pertemuan di wilayah-wilayah Palestina, termasuk tempat-tempat suci, untuk melindungi orang-orang dari coronavirus.
"Namun itu tidak berarti kita dapat meninggalkan ibadat. Kita dapat beribadat di rumah, terutama jika teknologi dapat membawa kita ke dalam gereja melalui siaran langsung via platform media sosial dan situs web khusus," kata al-Atrash.
Pada 5 Maret, Palestina melaporkan tujuh kasus pertama coronavirus baru di Distrik Betlehem.
Langkah-langkah perlindungan dan pencegahan ketat telah diambil untuk mencegah penyebaran virus tersebut, termasuk menutup semua gereja, masjid, taman umum, dan pasar.
Saat ini, kasus infeksi COVID-19 telah bertambah menjadi 115 di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Wajd al-Alam, seorang warga Betlehem berusia 30-an, juga mengungkapkan kesedihannya tentang penutupan semua gereja di distrik tersebut.
Gegara virus corona, banyak umat Kristen Palestina terpaksa mengikuti ibadah Minggu melalui siaran langsung via televisi
- Waspadai Penularan Covid-19 Varian ERIS saat Nataru, Begini Gejalanya
- Dinkes Sumsel Minta 2.000 Vial Vaksin Sinovac ke Kemenkes
- Setelah Bikin Muslim Murka, Israel Kini Usik Umat Kristen Yerusalem
- FBI Percaya Covid-19 Lahir di Fasilitas Milik China Ini
- Wali Kota Jakbar Imbau Umat Kristen Terapkan Prokes saat Ibadah Natal
- Instruksi Kemenag kepada Wali Kota Cilegon soal Pendirian Gereja, Tolong Disimak, Penting