UMP 2021 tak Naik, Presiden KSPSI: Ini Sangat Memberatkan Buruh

UMP 2021 tak Naik, Presiden KSPSI: Ini Sangat Memberatkan Buruh
Para buruh menggelar aksi turun ke jalan meminta kenaikan upah (Ilustrasi). Foto source for jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea menolak keputusan pemerintah yang tidak menaikan upah minimum (UMP) pada 2021.

Andi Gani mengaku kecewa pasalnya keputusan ini akan membuat daya beli masyarakat semakin menurun, terlebih di tengah pandemi.

"Ini sangat memberatkan buruh dalam kondisi kesulitan ekonomi dan daya beli masyarakat yang lagi turun, tentu sangat berat," ucap Andi Gani, Selasa (27/10).

Karena itu, dia meminta pemerintah untuk meninjau ulang kebijakan tersebut. Menurutnya, pemerintah harus mengajak bicara serikat buruh sebelum memutuskan.

Dirinya mengakui pengusaha memang banyak yang mengalami kondisi susah. Tapi buruh juga jauh lebih susah. Seharusnya pemerintah bisa bersikap lebih adil, yaitu tetap ada kenaikan UMP 2021.

Sementara, bagi perusahaan yang tidak mampu bisa melakukan penangguhan dengan tidak menaikkan UMP setelah berunding dengan serikat pekerja di tingkat perusahaan dan melaporkannya ke Kementerian Ketenagakerjaan.

Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah resmi memutuskan tidak ada kenaikan UMP pada 2021.

Keputusan ini tertuang dalam Surat Edaran (SE) Menaker Nomor M/11/HK.04/X/2020 tentang Penetapan Upah Minimum Tahun 2021 pada masa Pandemi Covid-19.

Seharusnya pemerintah bisa bersikap lebih adil kepada nasib buruh, yaitu tetap ada kenaikan UMP 2021.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News