UN Dihapus, Minat Belajar Siswa Dikhawatirkan Turun

Misalnya, SMA/SMK harus tetap serius belajar dengan tujuan dunia industri dan melanjutkan ke perguruan tinggi.
”Kalau benar didesentraliasi maka dalam pelaksanaan ujian sekolah tingkat provinsi, bobot soal tetap akan mengambil ratarata dari masingmasing daerah. Hal ini dinilai akan mempermudah pemetaan pendidikan per daerah,” jelasnya.
Sementara itu, pengamat pendidikan Jatim, Prof Zainudin Maliki penghapusan UN seharusnya dilakukan secara total.
”Bukan didesentralisasikan ke daerahdaerah,” jelasnya.
Mantan ketua Dewan Pendidikan Jatim ini mengaku, selama ini dengan adanya UN motivasi belajar siswa hanya palsu belaka.
Mereka didorong oleh motivasi ekstrinsik. Bukan motivasi intrinsik yang muncul dari dalam kesadaran mereka sendiri.
“UN itu menjadi alat intervensi untuk belajar. Bukan kesadaran siswa sendiri,” kata dia.
Dalam posisi seperti ini, lanjut Zainudin, peran guru semakin besar. Mereka dituntut membangkitkan motivasi belajar siswa tanpa alat intervensi apapun.
JPNN.com SURABAYA – Rencana moratorium ujian nasional (UN) oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy dikhawatirkan
- Wamen Fauzan: Era Kolaborasi, Kampus Harus Bersinergi dengan Pemda
- Untar dan KSU Perkuat Kerja Sama Global Lewat Konferensi Dunia & Bertemu Presiden Taiwan
- Guru Sekolah Rakyat dari PNS & PPPK, Diusulkan Kepala Daerah
- Kemdiktisaintek Membuka Peluang Sarjana Kuliah S2 Setahun, Lanjut Doktoral
- Kemenkes di Guest Lecture U-Bakrie: Mahasiswa Harus Terlibat Aktif Dalam Kampanye Kesehatan Mental
- 43.502 Siswa Penerima Baru Terima KJP Plus Tahap I 2025