UN Ulang, Cilegon Optimis, NTT Pesimis
Rabu, 28 April 2010 – 14:15 WIB
Sementara itu, anggota DPRD NTT dari Komisi A, Alfred Baun menjelaskan, Gubernur NTT harus segera melakukan evaluasi, sehingga jika kelemahan ada pada Kepala Dinas PPO, maka harus dicopot demi perbaikan kondisi pendidikan NTT ke depan. Hasil UN menjadi ukuran bagi pemerintah pusat dalam menilai kinerja pemerintah daerah, termasuk pemerintahan NTT. Oleh karena itu, jika hasil UN buruk, maka Pemerintah Provinsi NTT juga mendapat penilaian buruk. "Tenaga guru oke, anggaran oke, tapi kenapa hasilnya seperti ini, padahal pemerintah menyatakan optimisme yang tinggi bahwa kelulusan kita 70 sampai 80 persen. Ini bukti bahwa pemerintah gagal dalam program pendidikan. Pendidikan tidak maju, malah semakin mundur," kata Alfred.
:POLLING Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (PPO) NTT, Thobias Uly mengatakan, Pemprov NTT akan melakukan evaluasi total terhadap anjloknya hasil UN 2010 khusus SMA/SMK yang baru diumumkan, Senin (26/4). Gubernur NTT Frans Lebu Raya menginstruksikan Dinas PPO NTT untuk melakukan evaluasi total terhadap hasil UN tersebut. Ia mengakui, masih mengalami kekurangan guru. Meski begitu, sebagian besar guru yang sudah ada telah memenuhi kualifikasi S-1. "Tetapi, baru sebagian kecil yang memenuhi kompetensi," kata Thobias Uly.
Lain lagi di Gorontalo. Menurut Kepala Bidang Dikmen Diknas Kabgor Marwan Dalu, salah satu penyebab kegagalan UN kali ini adalah aturan pemerintah yang berubah-ubah, dan terlambat disosialisasikan. “Akibat Permen terkait dengan tahapan UN yang terlambat disosialisasikan merupakan satu kendala. Termasuk dimajukannya waktu ujian merupakan salah satu kendala yang dihadapi oleh pihak sekolah,” ungkap Marwan Dalu.
Masalah Kekurangan Guru juga menjadi kendala besar di Gorontalo. Seperti diungkap oleh Kepala SMA I Telaga Biru Ahmad Sudir. Menurutnya, sekolahnya termasuk yang terbanyak tidak lulus UN, yakni ada 37 siswa. Kebanyakan dari mereka, kata Sudir, terkendala di mata pelajaran Geografi.Menurut Sudir , memang untuk mata pelajaran tersebut sekolah yang baru untuk pertama kalinya meluluskan siswanya ini hanya memilik satu orang guru Geografi, sementara guru tersebut sedang hamil. “Otomatis diakui kulitas yang diberikan kepada siswapun tidak maksimal,”ungkap Sudir. Namun demikian Sudir mengharapkan kedepannya agar pihak terkait juga perlu memikirkan tentang kualitas dan kebutuhan bagi tenaga guru Geografi yang memang diakui sangat langka saat ini.
SEJUMLAH daerah mulai merespon kegagalan Ujian Nasional yang kali ini cukup membuat banyak pihak tercengang.Berbagai respon yang terekam,masih beragam.
BERITA TERKAIT
- Gibran Minta Sistem Zonasi PPDB Dihilangkan, Mendikdasmen: Masih Pengkajian
- Ganesha Operation Award 2024 Jadi Ajang Penghargaan Bagi Pengajar dan Alumni
- INSEAD Business School, Jadikan Kerja Sama FWD Group & BRI Life Sebagai Studi Kasus
- Direksi ASABRI Mengajar Para Mahasiswa Magister Universitas Pertahanan
- Pilih Hotel sebagai Fasilitas Kampus, CEO UIPM Beri Penjelasan Begini
- Eramet & KBF Berikan Beasiswa untuk Mahasiswa Indonesia Timur, Ini Harapan Gubernur Sulut