UN Women Kutuk Penangkapan 600 Perempuan oleh Militer Myanmar
Jumat, 12 Maret 2021 – 23:45 WIB
Sejak pemimpin terpilih Myanmar Aung San Suu Kyi dikudeta oleh militer pada 1 Februari 2021, lebih dari 60 pengunjuk rasa dilaporkan tewas dan sedikitnya 2.000 orang ditahan oleh pasukan keamanan, kata kelompok pembela Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik.
Kudeta yang memicu unjuk rasa hampir di seluruh Myanmar itu dilatarbelakangi tudingan militer atas kecurangan dalam pemilu yang dimenangi partai pimpinan Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), pada November tahun lalu.
Namun, tuduhan itu telah ditolak oleh komisi pemilu dan mayoritas rakyat Myanmar yang menginginkan pemerintahan sipil yang demokratis. (ant/dil/jpnn)
UN Women mengutuk penggunaan kekerasan dan kekuatan mematikan oleh militer Myanmar terhadap pengunjuk rasa damai prodemokrasi.
Redaktur & Reporter : Adil
BERITA TERKAIT
- Perempuan yang Kerja Rumahan Lebih Rentan jadi Korban Eksploitas dan Kekerasan
- Junta Berlakukan Wajib Militer, Warga Sipil Myanmar Dalam Bahaya
- Mesra dengan Junta Myanmar, Thailand Pengkhianat ASEAN?
- Indonesia Ketua ASEAN, PBB Lontarkan Kritik Pedas Terkait Myanmar
- Gus Muhaimin Teken Petisi Perlindungan Perempuan & Anak di Surabaya
- Militer Myanmar Tak Sengaja Mengebom India, Satu Desa Nyaris Jadi Korban