Unas Dianggap Menteror Psikis Anak
Kamis, 14 April 2011 – 18:41 WIB
JAKARTA - Pelaksanaan Ujian Nasional (Unas) yang tidak lama lagi akan dimulai, dinilai menjadi suatu ancaman atau teror bagi psikis anak. Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait mengatakan, hal tersebut akan menjadi lebih parah dengan adanya lima jenis paket soal Unas. "Menurut Kemdiknas, tingkat kesulitan soal yang berbeda tersebut sudah adil. Namun bagi siswa, lima tipe soal yang berbeda itu tak adil," ungkap Arist di dalam konferensi pers di Kantor Komnas PA, Jakarta, Kamis (14/4). "Nampaknya harus menjadi pertimbangan bahwa hingga saat ini belum ada pemerataan standar mutu pendidikan di seluruh Indonesia. Sebaiknya, Unas harus didahului pemerataan standar baik baik di kota besar hingga daerah terpencil. Selain itu mutu para pendidiknya juga harus ditingkatkan. Mungkin dengan begitu, orang tua baru akan merasa tenang karena anaknya mendapat mutu pendidikan yang baik," paparnya.
Arist mencontohkan, bisa saja si A mendapat soal yang lebih mudah dibanding yang didapat oleh si B. Akibatnya, lanjut Arist, akan menimbulkan rasa ketidakadilan bagi para siswa jika tingkat kesulitan soal berbeda dan tentunya akan sangat berpengaruh bagi mental siswa yang menempuh Unas ada tahun ini.
Baca Juga:
Selain itu, komponen pembobotan nilai ujian sekolah (US) sebanyak 40 persen sebagai penentu kelulusan, menurutnya tetap saja akan memicu perilaku kecurangan pihak sekolah mendongkrak nilai rapor siswa. Jika kecurangan ini muncul, maka nilai US akan dihapus dan sekolah yang bersangkutan masuk dalam daftar hitam (black list).
Baca Juga:
JAKARTA - Pelaksanaan Ujian Nasional (Unas) yang tidak lama lagi akan dimulai, dinilai menjadi suatu ancaman atau teror bagi psikis anak. Ketua Umum
BERITA TERKAIT
- EF Kids & Teens Perkuat Peran Pendidikan Lewat Kompetisi Nasional ke-17 Spelling Bee
- Lestari Moerdijat Berharap Skema Baru yang Disiapkan Pemerintah Atasi Masalah PPDB
- Buka Pendaftaran Mahasiswa Baru, Poltek Harber Siapkan Beragam Beasiswa
- Bicara Stikom Bandung, Mendikti Saintek Ancam Tutup Kampus yang Main-Main dengan Aturan
- Dilantik Jadi Rektor ITB, Tatacipta Dirgantara Komitmen Bantu Pemda Jabar Atasi Persoalan Transportasi hingga Sampah
- Akademisi UI dan IPB Membuktikan Kekuatan Diplomasi Kopiah Tunisia