Unas Dianggap Teror Psikis Anak

Unas Dianggap Teror Psikis Anak
Unas Dianggap Teror Psikis Anak
"Nampaknya harus menjadi pertimbangan bahwa hingga saat ini belum ada pemerataan standar mutu pendidikan di seluruh Indonesia. Sebaiknya, Unas harus didahului pemerataan standar baik baik di kota besar hingga daerah terpencil. Selain itu mutu para pendidiknya juga harus ditingkatkan. Mungkin dengan begitu, orang tua baru akan merasa tenang karena anaknya mendapat mutu pendidikan yang baik," paparnya.

Dengan kondisi demikian, lanjut Arist, Komnas PA juga meminta kepada pemerintah agar angka kelulusan siswa disesuaikan dengan standar kategori tempat anak belajar di sekolah. Misalnya, standar kelulusan sekolah potensial rata-rata 5,50 harus menjadi lebih tinggi. Yakni untuk sekolah berstandar nasional (SSN) rata-rata 6,50 dan sekolah berstatus Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) rata-rata kelulusannya 7,50. "Jadi, jika begitu pasti akan adil. Nilai Unas bukanlah penentu tunggal kelulusan anak. Pemerintah harus memberi perhatian khusus kepada sekolah-sekolah yang belum memiliki fasilitas dan sarana belajar yang memadai," imbuhnya.

Arist mengimbau kepada pemerintah harus lebih membenahi sistem pendidikan nasional. Sehingga, ada jaminan anak pergi ke sekolah dengan hati senang. "Sekolah bukan tempat menakutkan, tetapi menyenangkan. Fungsi sekolah harus dikembalikan ke habitatnya. Sekolah , orang tua dan penentu kebijakan negara harus saling berintegrasi demi kehidupan anak-anak yang lebih baik di masa depan," ujarnya. (cha/jpnn)

JAKARTA - Pelaksanaan Ujian Nasional (Unas) yang tidak lama lagi akan dimulai, dinilai menjadi suatu ancaman atau teror bagi psikis anak. Apalagi


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News