Unas Dinilai Hambat Pendidikan Berkualitas

Unas Dinilai Hambat Pendidikan Berkualitas
Unas Dinilai Hambat Pendidikan Berkualitas
"Justru menyangkal premis tersebut, sebab hasil studi tidak menemukan bukti kuat yang menunjukkan bahwa tekanan ujian yang dipakai untuk mengukur keberhasilan siswa dan sekolah benar-benar meningkatkan prestasi belajar siswa. Artinya, ujian nasional bukanlah faktor penting yang secara signifikan mampu mendorong siswa untuk berprestasi”, urai Lody.

Sementara itu, Retno Listyarti mengkritisi penyelenggara Unas yang diselenggarakan pemerintah. Menurutnya, keterlibatan polisi dalam penyelenggaraan Unas menunjukkan bahwa Kementrian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) hanya mencemaskan tentang kejujuran dari para kepala sekolah, guru dan anak didik.

"Bukan mencemaskan kualitas. Ini di buktikan  Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) melibatkan polisi sebagai pengawas dan para pejabat tinggi serta dinas pendidikan wilayah menanda tangani akta kejujuran. Bahkan tahun ini dibuat lima jenis soal untuk satu mata pelajaran. Begitu kerahasiaan surat tugas pengawas  silang untuk guru. Guru baru mengetahui ditempatkan mengawas di suatu sekolah 1 hari menjelang hari pengarahan pengawas di sekolah tempatnya mengawas, itupun belum menerima surat tugas. Surat tugasnya baru bisa diambil di sekolah tempatnya bertugas mengawas," ujarnya. (awa/jpnn)


Berita Selanjutnya:
Wali Murid Ikut Istighosah

JAKARTA - Sejumlah aktivis pendidikan dan  organisasi pendidikan menentang digelarnya Ujian Nasional (Unas) sebagai standar kelulusan anak didik.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News