UNESCO Diminta Tetapkan Pacitan dan Gunung Batur dalam Geopark
Senin, 14 November 2011 – 18:43 WIB
JAKARTA - Pemerintah Indonesia mengusulkan kepada badan PBB yang membicangi pendidikan dan kebudayaan, UNESCO, agar Pacitan di Jawa Timur dan Gunung Batur di Bali ditetapkan ke dalam anggota Jaringan Geopark Global (GGN). Jika usulan pemerintah itu diterima UNESCO, maka Pacitan dan Gunung Batur menjadi geopark pertama Indonesia.
“Kaldera Gunung Batur di Bali dan Pacitan di Jawa Timur memiliki kekuatan geologi yang luar biasa. Label Geopark Global ini merupakan label yang diberikan secara sukarela dan menunjukkan kualitas dan bukan sebagai undang-undang. UNESCO menawarkan dukungan untuk Geopark Global atas dasar ad-hoc melalui permintaan dari negara-negara anggota,” ujar Sesditjen Pengembangan Destinasi Wisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Achyaruddin saat seminar sosialisasi Geopark di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jakarta, Senin (14/11).
Baca Juga:
Sebenarnya, lanjut Achyaruddin, Indonesia akan mengajukan 170 destinasi geodiversity untuk dijadikan sebagai jaringan geopark global oleh UNESCO. Keseluruh titik tersebut tersebar dari Sabang dan Merauke.
Di Pulau Sumatera 35 titik, Pulau Jawa 71 titik, Bali dan Nusa Tenggara 27 titik, Pulau Kalimantan 12 titik, Pulau Sulawesi 20 titik, dan Kepualaun Maluku dan Papua 5 titik. Sedangkan di seluruh dunia, baru ada 66 geopark di 21 negara yang masuk dalam jaringan UNESCO, dan Cina merupakan pemilik geopark terbanyak dengan 22 geopark. Sedangkan, tingkat Asia Tenggara baru ada 1, yaitu Pulau Langkawi di Malaysia.
JAKARTA - Pemerintah Indonesia mengusulkan kepada badan PBB yang membicangi pendidikan dan kebudayaan, UNESCO, agar Pacitan di Jawa Timur dan Gunung
BERITA TERKAIT
- Honorer Ikut Pendaftaran PPPK 2024 Mendapat Sertifikat Syarat jadi Paruh Waktu
- FIFGROUP dan Asuransi Astra Resmikan Masjid Baitul Hijrah yang Dibangun Kembali Pascagempa
- Pergerakan Advokat Dukung Gerakan Cuti Bersama Hakim di Seluruh Indonesia
- Kasus Video Syur Oknum Guru dan Siswi MAN di Gorontalo, Brigjen Desy Beri Asistensi
- Kasus Pembubaran Diskusi FTA, Refly Harun: Si Rambut Kuncir Bukan Preman Sembarangan
- Pendaftaran PPPK 2024, Risiko Besar bagi Honorer Tidak Ikut Mendaftar