UNESCO Tetapkan Situs Warisan Dunia Great Barrier Reef tidak dalam Bahaya
Badan Konservasi PBB UNESCO menetapkan situs hamparan terumbu karang terluas di dunia yang ada di perairan Australia Great Barrier Reef (GBR) tidak masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia yang dalam bahaya kelestariannya.
Ini merupakan keputusan yang signifikan bagi Pemerintah Queensland dan Pemerintah Federal Australia, namun keputusan UNESCO ini masih menyisakan potensi bencana bagi industri pariwisata.Rancangan keputusan dari UNESCO ini telah memicu kekhawatiran dari sejumlah kalangan tentang buruknya kondisi situs hamparan terumbu karang itu dan menekankan Komite Situs Warisan Dunia untuk meninjau ulang kemajuan kondisi di situs itu pada tahun 2017. Komite Warisan Dunia UNESCO yang terdiri dari 21 negara akan memutuskan apakah akan menerima keputusan UNESCO ini atau tidak pada pertemuan di Jerman yang akan digelar beberapa minggu mendatang. Dalam keputusannya UNESCO menyatakan Komite Warisan Dunia direkomendasikan untuk memerintahkan Pemerintah Australia menyampaikan perkembangan dari kemajuan Rencana Kelestarian Jangka Panjang situs Great Barrier Reef untuk dievaluasi oleh Pusat Warisan Dunia dan IUCN. Jika kemajuan upaya pencegahan itu tidak dilakukan maka keputusan ini akan kembali dievaluasi dalam sidang Komisi Warisan Dunia tahun 2017 mendatang. "Sangat penting kiranya Rencana Aksi Jangka Panjang Kelestarian itu benar-benar dapat memberikan hasil upaya pencegahan yang dapat memberikan kepastian bahwa nilai-nilai luar biasa universal dari ekosistem di kawasan GBR itu memang tidak menghadapi atau berpotensi dalam kondisi terancam bahaya kelestariannya," UNESCO juga merekomendasikan agar Komite Warisan Dunia mengapresiasi langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Pemerintah Australia yang dianggap telah menghasilkan kemajuan signifikan di kawasan GBR.
Upaya yang dimaksud antara lain Australia membatalkan keputusan awalnya membolehkan pembuangan limbah tanah kerukan dari sejumlah proyek pemerintah di kawasan perairan itu yaitu perluasan pelabuhan batubara Abbott Point dan melarang permanen pembuangan material tanah kerukan dari semua proyek pengerukan di ibukota Queensland di perairan yang terdapat situs tersebut.
Menteri Lingkungan Hidup Federal, Greg Hunt menyambut baik keputusan UNESCO ini, dan mengatakan keputusan ini mengaku kerja keras yang belum pernah dilakukan oleh pemerintah federal dan Queensland sebelumnya untuk mengatasi masalah dan melindungi terumbu karang di GBR.
Hunt mengatakan pemerintah telah menggelontorkan anggaran sebagai bentuk investasi dalam perlindungan terumbu tambah hingga $2 miliar selama 20 tahun ke depan."Jadi dalam hal respon internasional, ini merupakan dukungan yang luar biasa, tapi kami ingin memastikan bahwa kami menjaga tekanan pada diri kita sendiri dan akan mengundang pengawasan internasional dalam jangka panjang, saya pikir ini adalah keputusan yang sangat berharga, " kata Hunt. "Dunia juga telah mengakui bahwa Australia telah membuat langkah besar selama 12 bulan terakhir. upaya yang lebih banyak masih perlu terus dilakukan, tapi ini adalah hasil yang baik untuk situs terumbu karang GBR dan hasil yang baik bagi Australia," katanya. Menteri Lingkungan Queensland Steven Miles juga mengapresiasi keputusan UNESCO ini. Miles mengaku gembira rencana yang dilakukan pemerintah membuahkan hasil meski ada ancaman dari perubahan iklim. "Ini merupakan kabar yang benar-benar baik, karena artinya para ilmuwan di Komite Warisan Dunia dan IUCN (International Union for Conservation of Nature) menilai dan mengakui rencana kita mampu melindungi dan meningkatkan kondisi Great Barrier Reef," katanya. Sejumlah organisasi lingkungan di Australia seperti WWF menyambut gembira hasil keputusan UNESCO terhadap situs GBR, tapi sebagian lainnya mengaku kecewa. Greenpeace merupakan pihak yang kecewa dengan keputusan ini, menurut Greenpeace, UNESCO perlu memantau ketat pelaksanaan rencana masa depan pemerintah di kawasan itu termasuk ekspansi pelabuhan batubara Abbot Point. laporan Terumbu Karang 2050 memperingatkan perubahan iklim menjadi sumber ancaman terbesar yang dihadapi situs GBR karena suhu air laut yang terus menghangat akan menyebabkan terumbu karang laut memutih. Pemerintah Federal Australia telah berkomitmen menggelontorkan dana senilai $140 juta untuk pendanaan terumbu karang yang akan diinvestasikan pada sejumlah proyek yang bertujuan memperbaiki kualitas air dan habitat di perairan itu sekaligus mengatasi bintang laut berduri yang dapat merusak terumbu karang. Pemerintah Federal juga memperkirakan anggaran senilai $2 miliar akan digunakan pemerintah negara bagian dan commonwealth untuk upaya perlindungan, pengelolaan dan riset terumbu karang GBR dalam beberapa dekade mendatang.
Badan Konservasi PBB UNESCO menetapkan situs hamparan terumbu karang terluas di dunia yang ada di perairan Australia Great Barrier Reef (GBR) tidak
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat