Unggas Lokal jadi Simbol Kebangkitan Ekonomi Kerakyatan

jpnn.com, BOGOR - Pemenuhan protein hewani sangat berperan penting dalam menyehatkan dan mencerdaskan anak bangsa.
Peningkatan konsumsi protein hewani asal ternak bisa dimaknai juga sebagai upaya mengoptimalkan pangsa pasar domestik yang sekaligus juga merupakan simbol kebangkitan ekonomi kerakyatan.
Hal itu disampaikan oleh I Ketut Diarmita selaku Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian pada acara Seminar Nasional Industrialisasi Unggas Lokal yang Berdaya Saing yang dilaksanakan pada Selasa, (27/2) di Bogor dan dihadiri oleh para pelaku perunggasan di Indonesia.
I Ketut Diarmita mengungkapkan, protein hewani asal ternak ini memiliki posisi penting karena menentukan kualitas sumberdaya manusia sebagai ‘agen perubahan’.
Protein hewani asal ternak bisa bersumber dari daging, telur dan susu. I Ketut menyebutkan, telur dan daging ayam untuk saat ini merupakan sumber protein hewani yang mudah dijangkau, mudah dipelihara dan murah harganya dibanding dengan daging ruminansia besar maupun ruminansia kecil.
Selain itu, ketersediaannya pun sangat mencukupi karena Indonesia sudah swasembada daging unggas, bahkan over supply.
“Jumlah populasi unggas di Indonesia yang pada tahun 70-an hanya ratusan ribu ekor kini telah menjadi lebih dari 1 miliar ekor. Ini suatu lompatan yang luar biasa," tandasnya.
Dengan begitu, produksi daging unggas yang sudah swasembada ini bisa menjadi motor untuk mengubah pola konsumsi protein hewani asal ternak dari red meat ke white meat.
Peningkatan konsumsi protein hewani asal ternak bisa dimaknai juga sebagai upaya mengoptimalkan pangsa pasar domestik.
- Wamentan Sudaryono Optimistis Indonesia Jadi Lumbung Pangan Dunia
- Kementan Cetak Petani Muda, Indonesia Jadi Role Model Global
- Mentan Amran dan Wamentan Sudaryono Jadi Ujung Tombak Mencapai Swasembada Pangan
- Kementan Gelar Forum Komunikasi Publik Standar Pelayanan RIPH
- Kementan Gelar Forum Komunikasi Publik Penerbitan Standar Pelayanan Produk PSAT
- Mentan: Pengamat Rugikan Negara Rp5 Miliar Bukan Sosok Asing, Guru Besar