Uni Emirat Arab Jadi Sahabat Israel, Bagaimana Reaksi Rezim Erdogan?
jpnn.com, ANKARA - Pemerintah Turki ikut mengecam keputusan Uni Emirat Arab menjalin hubungan bilateral dengan Israel. Bagi rezim Recep Tayyip Erdogan, UEA telah menunjukkan perilaku munafik yang tidak termaafkan.
Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan, rakyat dan pemerintahan Palestina menunjukkan sikap yang benar dengan bereaksi keras terhadap perjanjian tersebut.
Kemlu mengatakan perjanjian itu mengubah tatanan politik Timur Tengah, dari masalah Palestina hingga upaya memerangi Iran.
"Sejarah dan hati nurani masyarakat di kawasan itu tidak akan melupakan dan tidak akan pernah memaafkan perilaku munafik UAE ini, yang mengkhianati perjuangan Palestina demi kepentingan sempitnya," kata kementerian itu melalui pernyataan.
"Sangat mengkhawatirkan bahwa UEA harus, dengan tindakan sepihak, mencoba dan menghapus Rencana Perdamaian Arab (2002) yang dibangun oleh Liga Arab. Deklarasi tiga arah ini sama sekali tidak bisa dianggap mendukung perjuangan Palestina."
Presiden AS Donald Trump membantu menengahi kesepakatan tersebut.
Turki memiliki hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Israel, namun hubungan kedua negara tegang selama bertahun-tahun.
Pada 2010, pasukan komando Israel membunuh 10 pegiat Turki yang mencoba menembus blokade di Jalur Gaza, kawasan yang dikendalikan oleh Hamas.
Iran dan Palestina telah mengecam keputusan Uni Emirat Arab menjalin hubungan dengan Israel, bagaimana sikap Rezim Recep Tayyip Erdogan di Turki?
- Mengenang Fethullah Gülen, Pejuang Pendidikan Turki yang Menginspirasi Dunia
- Siap Mendunia! Bank Mandiri Resmi Memperluas Akses Livin’ di Turki
- Erdogan Ucapkan Selamat kepada Presiden Aljazair yang Berhasil Pertahankan Kekuasaan
- Tren Transplantasi Rambut Atasi Masalah Kebotakan Mulai Diminati di Indonesia
- Instagram Akhirnya Bisa Diakses Masyarakat Turki
- China Tumbang, Turki Masuk Semifinal Voli Putri Paris 2024, Bersejarah!