Uni Eropa Berhasil Mengurangi Ketergantungan kepada Rusia
jpnn.com, BRUSSELS - Uni Eropa (EU) memangkas lebih dari 20 persen permintaan energi dari Rusia selama Agustus-November tahun lalu, kata Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen dalam Forum Ekonomi Dunia (WEF) pada Selasa.
Dalam pidatonya di forum tersebut, von der Leyen mengatakan langkah Eropa terhadap perang yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina adalah contoh terbaru tentang bagaimana EU "bersatu pada saat yang paling penting".
"Tidak akan ada impunitas atas kejahatan Rusia ini. Kami akan terlibat selama yang diperlukan dan mendukung rekan-rekan kami di Ukraina," kata dia.
Dia mengatakan bahwa, setahun yang lalu, Eropa memiliki ketergantungan besar pada bahan bakar fosil Rusia.
Ketergantungan yang telah terbangun selama beberapa dekade membuat EU rentan terhadap tekanan pasokan dan kenaikan harga energi dari Rusia, ujarnya.
Namun, menurut von der Leyen, Eropa sudah dapat mengatasi ketergantungan itu, yang disebutnya berbahaya.
"Kami telah mengganti 80 persen gas pipa Rusia. Secara paralel, kami telah mengisi penyimpanan kami. Tentu saja, kami telah mengurangi lebih dari 20 persen permintaan kami selama periode Agustus hingga November (2022)," katanya.
Dia juga mengatakan bahwa EU berkat upaya kolektif bisa menurunkan harga gas lebih cepat dari perkiraan siapa pun.
Setahun yang lalu, Eropa memiliki ketergantungan besar pada bahan bakar fosil Rusia. Bagaimana sekarang?
- Demi Perdamaian, Negara Tetangga Minta Ukraina Ikhlaskan Wilayahnya Dicaplok Rusia
- Kabur ke Rusia, Bashar al-Assad dan Keluarganya Kantongi Suaka
- Tanda-Tanda dan Kronologi Kejatuhan Bashar al-Assad di Suriah
- Militan Suriah Menang, Bashar Menghilang, Dinasti Assad Tumbang
- 5 Langkah Utama untuk Capai Emisi Net Zero di Sektor Tenaga Listrik
- Joe Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia