Uni Eropa Kebingungan Hadapi Trump

Sebelumnya, Menteri Pertahanan James Mattis menegaskan NATO sebagai organisasi esensial.
Jika NATO tak ada, kata dia, AS akan menciptakannya.
Keraguan Pence dan Mattis untuk mengungkapkan dukungan AS terhadap UE secara terbuka itu membuat para pemimpin Eropa bertanya-tanya.
Apalagi, sepekan sebelumnya, Stephen Bannon menyampaikan kepada Duta Besar Jerman untuk AS Peter Witting bahwa Trump cenderung akan menjalin kerja sama dengan negara-negara anggota UE.
Yakni, kerja sama G-to-G alias antarpemerintah, bukan dengan blok UE.
Dalam pertemuan singkat dengan Witting itu, Bannon menuturkan bahwa tiba saatnya bagi UE untuk berbenah.
"Meningkatkan gelombang anti-UE di Eropa adalah bukti adanya sesuatu yang salah dalam blok tersebut," ucap ajudan Trump yang merupakan mantan pimpinan Breitbart News tersebut.
Sayang, Gedung Putih tak mau menanggapi pernyataan Bannon dalam pertemuan informal dengan Witting.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump benar-benar membuat bingung Uni Eropa (UE).
- Tanggapi Perang Tarif Trump, Partai Gelora Dorong BPI Danantara Berinvestasi di AS
- Gakoptindo Yakin Kebijakan Tarif Trump tak Memengaruhi Harga Kedelai dari AS
- Prabowo Tak Targetkan Angka untuk Tarif Impor Trump, Asalkan Diturunkan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya
- Uni Eropa Siap Main Kasar Jika Negosiasi Tarif dengan Trump Kandas
- Sarifah Desak Pemerintah Tetapkan Dubes untuk AS guna Hadapi Kebijakan Tarif Impor Trump