Uni Eropa Ogah Mengakui Aspirasi Warga Catalunya
jpnn.com, BARCELONA - Diwarnai bentrok, referendum Catalunya berlangsung di kawasan timur laut Spanyol Minggu (1/10). Hasilnya, sesuai prediksi, kubu si alias ’’ya’’ unggul dengan dukungan lebih dari 90 persen suara.
Tinggal selangkah lagi bagi pemerintah Catalunya untuk mendeklarasikan kemerdekaannya dari Spanyol. Namun, hal itu sepertinya susah terlaksana. Sebab, Uni Eropa langsung menyatakan dukungannya terhadap pemerintah Spanyol.
Kemarin (2/10) Carles Puigdemont, presiden Generalitat de Catalunya (pemerintah Catalunya), berpidato di hadapan massa yang merayakan kemenangan kubu ’’ya’’ di ibu kota Catalunya.
Dalam pidato yang dia sampaikan setelah memimpin rapat parlemen tersebut, politikus 54 tahun itu mengajak masyarakat internasional ikut campur dengan menjadi mediator antara Catalunya dan pemerintah Spanyol.
’’Uni Eropa (UE) harus berhenti melihat ke sisi yang lain,’’ kata Puigdemont.
Dia langsung menyebut UE. Sebab, setelah pengumuman hasil referendum, organisasi terbesar Benua Biru tersebut menegaskan bahwa pemungutan suara yang berlangsung 1 Oktober itu tidak sah.
Spanyol menganggapnya ilegal. Puigdemont juga mengimbau Eropa menerima hasil referendum yang diwarnai aksi kekerasan dan melukai sedikitnya 890 orang tersebut.
Total, ada 2,26 juta penduduk Catalunya yang memberikan suara atau sekitar 42 persen dari jumlah warga yang punya hak pilih. Meski begitu, angka itu terbilang tinggi karena aparat Spanyol terus berusaha mengacaukan referendum.
Hasil referendum kemerdekaan Catalunya langsung mendapat penentangan dari Uni Eropa
- Hasil UEFA Nations League: Portugal & Spanyol Melaju ke Perempat Final
- Apkasindo dan TSIT Jalin Kerja Sama Menyiapkan Petani Sawit Indonesia Hadapi EUDR
- UEFA Nations League: Spanyol Menang Meyakinkan Atas Serbia
- UEFA Nations League: Spanyol Menang Tipis 1-0 Atas Denmark
- Emmanuel Macron Sebut Uni Eropa Perlu Mempertimbangkan Kembali Hubungan dengan Rusia
- Klasemen UEFA Nations League: Juara Eropa Tertahan di Serbia