Uni Eropa Siap Main Kasar Jika Negosiasi Tarif dengan Trump Kandas

UE telah mengalami hambatan pasokan gas alam akibat perang di Ukraina, sehingga beralih ke gas alam cair (LNG).
Blok tersebut menjadi pembeli LNG terbesar yang berbasis di AS dalam tiga tahun terakhir, tetapi Trump menganggapnya tidak cukup, dan menuntut EU mengimpor produk-produk energi senilai sekitar 400 miliar dolar (Rp6.718,8 triliun).
Sementara UE bersedia membeli lebih banyak produk energi dari AS, blok tersebut yakin bahwa kompromi dapat dilakukan. China diperkirakan akan menjadi aspek lain dari negosiasi.
Saat Trump melancarkan perangnya melawan Beijing, AS mungkin mencoba dan menarik UE ke pihaknya melalui pengecualian tarif, sebagai imbalan atas sikap yang sama terhadap China.
Pro dan kontra EU
UE adalah pasar tunggal terbesar di dunia dengan pergerakan barang, modal, jasa, dan orang yang bebas, dengan populasi 450 juta dan produk domestik bruto (PDB) sekitar 18,2 triliun dolar (Rp305.705 triliun).
Jaringan perdagangan blok yang luas melalui berbagai perjanjian merupakan kelebihan yang memungkinkannya berfungsi, tetapi tarif Washington merupakan bencana bagi ekonominya.
Barang-barang UE akan lebih mahal di AS dan permintaan akan menurun, yang akan menyebabkan penurunan ekspor di sektor-sektor utama seperti otomotif, permesinan, dan pertanian.
Uni Eropa (UE) memprioritaskan negosiasi dengan Washington, tetapi blok tersebut merencanakan tindakan balasan j
- Pemerintah Klaim Utamakan Kepentingan Nasional dalam Negosiasi Dagang dengan AS
- Menko Airlangga Temui Menkeu AS, Bahas Tindak Lanjut Tarif Resiprokal Trump
- Merespons Kebijakan Dagang Trump, Syahganda Nainggolan: Sikap Independen Indonesia Sudah Tepat
- Inilah Dampak Perang Dagang Tarif Resiprokal AS vs China Bagi Indonesia
- Bea Cukai Dukung Ekspor Perdana 273 Kg Teripang Susu Putih Asal Minahasa Utara ke AS
- Pemerintah Klaim Tarif Impor Trump dari AS Tak Ganggu Swasembada Nasional