UNICEF: Perang Sipil Syria Paling Mematikan
Selasa, 04 September 2012 – 09:54 WIB
DAMASKUS – Korban jiwa dalam krisis dan kekerasan di Syria terus berjatuhan seiring dengan meningkatnya pertempuran antara pejuang oposisi dan tentara pemerintah. Kemarin (3/9) UNICEF (badan PBB yang mengurusi anak-anak) menyatakan bahwa perang sipil atau perang saudara di Syria telah memasuki pekan yang paling mematikan. Dalam sepekan terakhir (pekan lalu), kontak senjata tentara loyalis Presiden Bashar al-Assad dan oposisi merenggut sedikitnya 1.600 nyawa.
Jubir UNICEF Patrick McCormick menyebut seminggu terakhir itu sebagai pekan paling mematikan dalam perang sipil di Syria. Dia menyatakan prihatin dengan banyaknya korban jiwa warga sipil di negeri di tepi Laut Mediterania tersebut. ’’Jumlah anak-anak yang tewas juga tak sedikit,’’ ujarnya dalam wawancara dengan jaringan televisi CNN.
Data itu tidak berlebihan. Bahkan, Pusat Dokumentasi Kekerasan di Syria (Center of Documentation of Violation in Syria) mencatat bahwa korban tewas dalam perang di negeri tetangga Lebanon dan Iraq itu selama Agustus telah mencapai 4.937 jiwa.
Tetapi, laporan UNICEF itu belum menyertakan sekitar 144 nyawa yang melayang dalam kekerasan di seantero Syria pada Minggu lalu (2/9). Jumlah korban tewas terus bertambah karena oposisi maupun militer Syria tak sedikit pun mengendurkan serangan.
DAMASKUS – Korban jiwa dalam krisis dan kekerasan di Syria terus berjatuhan seiring dengan meningkatnya pertempuran antara pejuang oposisi
BERITA TERKAIT
- Kebakaran Hutan di California Sudah Renggut 24 Nyawa
- Jaga Demokrasi, 60 Universitas Jerman Angkat Kaki dari X
- Ukraina & Suriah Perkuat Hubungan Diplomasi Kemanusiaan di Tengah Invasi Rusia
- Gencatan Senjata Tak Berpengaruh, Tentara Israel Tetap Lakukan Pelanggaran di Lebanon
- Arab Saudi Janjikan Pelayanan Kelas Dunia untuk Jemaah Haji & Umrah
- Korsel Diguncang Skandal Politik, Korut Pamer Rudal Hipersonik