Uniknya Tiny Tetra House yang Dibangun Menggunakan Sampah Daur

Hunian ini dibuat di atas struktur dengan ketinggian 40 cm dari permukaan tanah. Struktur utama bangunan ini menggunakan baja.
Selain itu, kayu dan kaca juga menjadi material dominan yang digunakan pada bangunan ini.
Desain arsitektural Tiny Tetra House bertujuan untuk menyatukan bentuk bangunan dengan lingkungan sekitar, dengan memanfaatkan karakteristik reflektif dari material yang terbuat dari olahan sampah daur ulang.
Orientasi diagonal dari bangunan ini menciptakan ruang dengan pemandangan yang menarik, baik dari dalam maupun dari luar bangunan. Penggunaan fasad kaca yang membentang penuh dari atas sampai bawah memberikan kesan luas dan elegan.
Lembaran modular yang terbuat dari hasil daur ulang kemasan Tetra Pak bekas membentuk elemen atap dan dinding, menjadikannya sebagai fitur utama yang membuat Tiny Tetra House unik.
“Seperti Negara lain, Indonesia, terutama di Bali, juga memiliki masalah dalam mendaur ulang limbahnya. Kini Stilt Studios ikut berupaya memberikan kontribusi positif dalam lingkup ekonomi, masyarakat setempat dan alam dengan menciptakan desain yang unik serta dapat mengurangi dampak terhadap lingkungan sekitar”, kata Alexis Dornier, salah satu pendiri dan Kepala Desainer Stilt Studios. (jlo/jpnn)
Tiny Tentra House, hunian yang mengusung konsep prefabrikasi menggunakan material dari sampah daur ulang.
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh
- AMDK di Bawah Seliter Bernilai Ekonomi & Mudah Didaur Ulang
- Tangerang Jadi Lokasi Terpopuler, LPKR Perluas Penawaran Produk di Park Serpong
- PIK 2 Tetap Jadi Primadona Investor di Tengah Gejolak Ekonomi Global
- Gandeng Qatar, BTN Siapkan USD2 Miliar Untuk Bangun 100 Ribu Unit Hunian di Indonesia
- Ekspansi Berlanjut, DAIKIN Resmikan Proshop Showroom ke-4 di Bali
- Rumah Mesin Salurkan Puluhan Pengolah Sampah ke 15 Kota dan Kabupaten Sepanjang 2024