Universal Eco Kelola Lebih dari 5.000 Ton Limbah Medis Sepanjang 2024

jpnn.com, JAKARTA - Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan limbah medis.
Menurut data Kementerian Kesehatan 2019, sekitar 290 ton limbah medis dihasilkan setiap hari dari 2.820 rumah sakit dan 9.884 puskesmas di seluruh Indonesia.
Sayangnya, proses pengelolaannya masih belum optimal karena banyak fasyankes yang belum memiliki sistem pengolahan limbah yang memadai.
“Melalui teknologi insinerator ramah lingkungan, sifat bahaya dari limbah medis dapat kami atasi sehingga mengurangi risiko lingkungan dan penularan penyakit,” ujar CEO Universal Eco, Bobby Simon, Sabtu (29/3/2025).
Dia mengatakan, selama 2024, perusahaan pengelola limbah ramah lingkungan yang dipimpinnya, telah mengelola lebih dari 5.000 ton limbah medis.
Limbah medis itu berasal dari berbagai Fasilitas Pelayanan Kesehatan (fasyankes) seperti rumah sakit, puskesmas, klinik, serta laboratorium kesehatan dan farmasi di berbagai wilayah di Indonesia.
Capaian tersebut menjadi bukti komitmen Universal Eco dalam memberikan layanan pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) secara bertanggung jawab. Dengan teknologi insinerator ramah lingkungan.
"Kami mampu mengurangi risiko lingkungan dan potensi penularan penyakit akibat limbah medis," ucapnya.
Universal Eco mengelola lebih dari 5.000 ton limbah medis sepanjang 2024 dari berbagai Fasilitas Pelayanan Kesehatan (fasyankes).
- Momen Santap Lebaran, Pakar Gizi Ingatkan Hal Penting Ini
- 7 Herbal Terbaik untuk Meningkatkan Nafsu Makan
- Puasa Sehat dengan Olahraga, Rahasia Fit selama Ramadan
- Diabetes Care Prodia Bidik Segmen Produktif yang Sibuk Kerja
- Bayer Hadirkan Inovasi Berbasis Sains Untuk Kesehatan & Pertanian Indonesia
- Edukasi Pentingnya Sarapan Bergizi, Herbalife Kunjungi 133 Kota