Universitas Australia Dituding Keruk Untung Dari Mahasiswa Internasional
Namun, universitas dan beberapa badan industri bersikeras bahwa kelompok mahasiswa tersebut merupakan minoritas.
Dekan Teknik di UNSW, Mark Hoffman, mengatakan ia yakin klaim pengabaian ini bisa jadi dilebih-lebihkan, dan bahwa di universitasnya kenyataannya berbeda.
"Dengan mahasiswa internasional, semua orang langsung memahami kemampuan bahasanya, tetapi sebagian besar berkaitan dengan budaya dan segala sesuatu seperti hal itu, yang dihadapi setiap orang di negara baru," katanya kepada ABC.
"Kemampuan mereka untuk berkomunikasi dan bekerja dalam kelompok meningkat secara signifikan seiring perjalanan studi mereka dan kami memberi system dukungan."
"Jika Anda menggali lagi, Anda akan menemukan bahwa mahasiswa internasional dan lokal berbaur dan dari mana [demografis] mereka tak benar-benar membuat perbedaan."
Photo: Xiaolan Tang berbicara di depan calon mahasiswa internasional di China. (Supplied: Xiaolan Tang)
Ragukan kualitas universitas Australia
Profesor Associate Fran Martin dari University of Melbourne, yang telah mengajar dan melakukan penelitian ekstensif ke mahasiswa internasional, mengatakan masalah ini semakin jelas selama beberapa waktu.
"Entah bagaimana universitas senang mengambil pendapatan [mahasiswa internasional] itu atau perlu mengambil pendapatan itu, tetapi mereka tak secara proaktif menginvestasikan sejumlah besar uang itu untuk meningkatkan pengalamannya," katanya kepada ABC.
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat