Universitas di Australia Mulai Abaikan Kemampuan Bahasa Inggris Mahasiswa Asing
Bernilai miliaran dolar
Menyusul pemotongan anggaran untuk universitas dari APBN Australia, kalangan perguruan tinggi menjadikan mahasiswa asing sebagai sumber pendapatan utamanya.
Industri pendidikan tinggi negara ini menjadi industri ekspor terbesar ketiga dengan nilai 34 miliar dolar per tahun bagi perekonomian Australia.
Satu universitas bisa memperoleh ratusan juta dolar dari SPP yang dibayar mahasiswa asing.
Sejumlah universitas bahkan mengiklankan diri memberikan "keringanan bahasa Inggris" kepada agen-agen yang merekrut mahasiswa asing.
Menurut Ketua Asosiasi Perwakilan Pendidikan Australia di India, Ravi Lochan Singh, pihak universitas telah diperingatkan tentang pengabaian syarat bahasa Inggris.
"Kami melaporkan pada Agustus lalu, bahwa praktik yang dijalankan oleh universitas akan membuat mereka mendapat masalah nanti," katanya.
Singh menyebut sejumlah mahasiswa telah memanipulasi proses tersebut.
"Mereka masuk ke Australia melalui universitas yang pengecekannya lebih rendah. Yaitu pengecekan GTE (Genuine Temporary Entrant), yang tidak memerlukan tes bahasa Inggris, dan telah berhasil masuk dengan visa," katanya.
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata