Universitas Perlu Tingkatkan Upaya Cegah Paham Radikal
Menurut Fakih Akmal, mereka yang berpikiran garis keras bisa ditandai dari penampilan mereka yang berbeda. Seperti mengenakan cadar bagi perempuannya dan pria mengenakan celana menggantung.
Namun yang kentara sekali menurut Muhammad Fatih Akmal adalah sikap konservatif mereka bahkan terhadap mata kuliah yang mereka ambil sekalipun.
“Di kampus ada pelajaran menafsirkan Al Qur’an dengan metode barat, mereka menolak mata kuliah itu. Bagi mereka Al Quran hanya boleh ditafsirkan oleh ulama-ulama Timur Tengah, dan mereka pilih pindah Fakultas," tutur mahasiswa semester akhir ini.
Ia juga mengatakan sebelum berpaham konservatif rekan-rekannya kerap menghadiri kajian di kampus yang diselengarakan oleh organisasi pengusung paham ekstrim seperti Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) sebelum dinyatakan sebagai organisasi terlarang oleh pemerintah,
Pembinaan oleh kampus
Penuturan Muhammad Fatih Akmal ini tidak mengejutkan karena beberapa terpidana kasus terorisme tercatat pernah mengenyam pendidikan di kampus yang beralamat di Jalan Ir H Juanda No 95, Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten ini.
Seperti Pepi Nugraha, pelaku teror bom buku pada tahun 2011 lalu yang divonis 18 tahun penjara.
Photo: UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta membekali mahasiswa baru dengan pengetahuan mendeteksi paham radikal. (UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta)Pihak kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sendiri mengaku menyadari situasi ini.
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat