Universitas Terkaya di Australia Membayar Pegawainya di Bawah Standar
Ganti rugi akan dilakukan
Pengurus serikat buruh NTEU, Sarah Roberts turut membantu proses negosiasi permasalahan ini.
Disebutkan, pembayaran ganti rugi menurut aturan Undang-Undang akan dilakukan, meski serikat buruh dan universitas masih memiliki perbedaan pendapat.
Laporan tahunan terbaru University of Melbourne menyebutkan, kekayaannya mencapai A$4,43miliar (sekitar Rp46 triliun) sementara posisi kerja 72,9 persen pegawainya tidak memiliki kepastian.
Pihak universitas diketahui telah menyurati 615 orang tutor di Faculty of Arts, meminta mereka mengajukan klaim minggu ini.
Ini merupakan pembayaran tahap pertama yang ditujukan bagi tutor yang masih dipekerjakan oleh universitas.
Salah satunya tutor sejarah bernama Shan Windscript.
Ia turut memperjuangkan nasib para tutor ini sejak dua tahun lalu.
"Kami harus bekerja di beberapa tempat untuk bertahan hidup. Sementara gaji Rektor kami itu dua kali lipat daripada gaji Perdana Menteri," katanya.
Perguruan tinggi terkaya di Australia, University of Melbourne, diam-diam telah membayarkan kembali kekurangan gaji kepada sekitar 1500 tenaga akademik
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Ketua Bawaslu Rahmat Bagja Minta Pemerintah Naikkan Gaji Panwascam hingga 100 Persen
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan