Unjuk Rasa di Iran Semakin Memanas, Badan Intelijen Mengancam Jatuhkan Sanksi
Video yang beredar di media sosial menunjukkan seorang pria yang ditembak oleh pihak keamanan berdarah di jalan, sehingga mengundang teriakan para pengunjuk rasa yang meminta tolong.
Video lain menunjukkan seorang polisi menembak pengunjuk rasa yang merobek spanduk pro-pemerintah di provinsi Khorasan Utara. Tidak jelas apakah pria tersebut luka-luka.
'Jangan lepaskan para kriminal'
Massa pendukung pemerintah akan melakukan unjuk rasa mereka Jumat ini, menurut media setempat Iran.
"Ini keinginan warga Iran: jangan lepaskan para kriminal," tulis sebuah editorial di koran Kayhan.
Unjuk rasa karena kematian Mahsa adalah aksi protes terbesar yang pernah terjadi di Republik Islam tersebut sejak 2019.
Sekelompok pakar PBB, termasuk Javaid Rehman, wartawan khusus HAM di Iran, dan Mary Lawlor, wartawan khusus pembela situasi HAM, menuntut pertanggungjawaban Mahsa.
"Kami terkejut dan sangat sedih mendengar kematian Mahsa," bunyi pernyataannya.
"Ia adalah korban lain dari represif dan diskriminasi sistematis terhadap perempuan di Iran dan tuduhan aturan berbusana yang mencabut otonomi tubuh perempuan dan kebebasan beropini, ekspresi, dan kepercayaan mereka."
Unjuk rasa atas kematian Mahsa Amini dalam tahanan, yang ditangkap karena mengenakan
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata