Untar Adakan Seminar Bahas Bahaya Global Resistensi Antibiotik
Penelitiannya ini sejalan dengan prinsip konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, berfokus pada penggunaan bahan alami sebagai alternatif antibiotik yang ramah lingkungan.
Lalita percaya bahwa penelitian yang lebih mendalam mengenai metode ekstraksi serta pemahaman tentang struktur senyawa tanaman bisa mengembangkan alternatif antibiotik berbasis tanaman, sehingga bisa diproduksi dan dikonsumsi secara massal di masa depan.
Hal lain terkait antibiotik disampaikan Anshoo. Ia menyatakan resistensi antibiotik seringkali muncul akibat penggunaan yang tidak tepat, membuat konsumsi antibiotik tidak lagi menunjukkan khasiatnya untuk menghadapi bakteri.
Ditambahkannya, antibiotik tidak bisa mengobati penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus atau jamur.
"Pengetahuan yang cukup bagi masyarakat untuk memahami fungsi antibiotik bisa mengurangi kemungkinan penyalahgunaan antibiotik sehingga akan meminimalisir potensi resistensi antibiotik," tegasnya.
Velma menyoroti penurunan penemuan antibiotik sejak 1950 dan berakhir pada 1987.
Meskipun demikian, angka resistensi antibiotik terus meningkat.
"Ini menandakan urgensi untuk menggunakan antibiotik secara rasional lewat diagnosis penyakit yang benar, meresepkan antibiotik dengan dosis yang sesuai terhadap pasien,” pungkas Velma sebagai pembicara terakhir.
Untar mengadakan seminar yang mengundang pembicara dari berbagai universitas internasional dan membahas mengenai bahaya resistensi antibiotik.
- Gelar Perayaan Natal 2024, Untar: Simbol untuk Menciptakan Kebersamaan
- Dukung UMKM Naik Kelas, Untar & Renata Hampers Hadirkan Kaus Batik
- Simak, Ini Tip Mengobati Radang Amandel dari IDI Blambangan Umpu
- Kuliah Umum UNTAR, Dudung Abdurachman Ajak Mahasiswa Junjung Moral & Etika
- Luo Yuan Yuan jadi Mahasiswa Asing Pertama Raih Doktor di Untar dengan IPK Sempurna
- Research Week 2024: Apresiasi Kinerja Dosen Untar Hasilkan Karya Ilmiah Berkualitas