Untuk Inisiator Aksi 412, Nih Simak Komentar Hary Tanoe

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo mengomentari aksi Kita Indonesia atau 412 yang berlangsung di area car free day (CFD) di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat, Minggu (4/12). Menurutnya, kegiatan itu terkesan sebagai tandingan Aksi Bela Islam III pada Jumat lalu (2/12).

Hary mengatakan, membuat tandingan demo bukanlah solusi. Terlebih, di acara itu terlihat unsur-unsur partai politik.

‎"Kalau saya pribadi tidak usah dilakukan, buat apa dilakukan demo tandingan. Penyelesaian ini perlu solusi. Masyarakat hanya meminta penjelasan di mata umum‎," katanya di gedung MNC Tower, Kebonsirih, Jakarta Pusat, Minggu (4/12).

Pengusaha kondang yang kini memimpin Partai Perindo itu menambahkan, massa Aksi Bela Islam III hanya menuntut penegakan hukum seadil-adilnya terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama alias Ahok dalam kasus dugaan penistaan agama. Karenanya dia meminta semua pihak tidak melihat aksi umat Islam itu sebagai gerakan memecah NKRI.

Hary menegaskan, persoalan yang membelit Ahok sebenarnya tidak akan berlarut hingga memicu unjuk rasa besar-bsaran jika aparat penegak hukum bergerak cepat. Tapi karena penegak hukum terkesan menunda-nunda, katanya, maka umat Islam merasa diperlakukan tidak adil.

‎"Sebetulnya  jawabnya sederhana. Perlu ada persamaan di mata hukum, mau itu pejabat, Pak Ahok, pedemo, dan masyarakat semua diperlakukan sama dan adil. Kalau ada ketegasan dan kejelasan, ya sudah," kata dia.

Hary pun mengingatkan pemerintah dan aparat penegak hukum agat bertindak cekatan dalam kasus Ahok. Sebab, sambungnya, persoalannya memang pada lambatnya pemerintah dan penegak hukum bersikap.

"Yang jadi masalah kan saya lihat dari kaca mata saya agak lambat penanganannya dan agak ragu-ragu juga pelaksanaannya. Intinya masyarakat ini, khusus Bapak Presiden ada kejelasan dalam masalah ini," tandas dia.(mg4/jpnn)