Untuk Isi Kekurangan Pekerja di Australia, Mahasiswa Internasional Diperbolehkan Kerja Lebih Banyak

Mulai Rabu (19/01) pekan depan, pekerja Victoria yang bekerja di sektor layanan darurat, pendidikan, gas, listrik, dan air, fasilitas tahanan, serta transportasi dan angkutan, bisa dibebaskan dari aturan isolasi sebagai kontak dekat.
Pengecualian untuk sektor tersebut merupakan perluasan dari kebijakan sebelumnya yang hanya berlaku untuk pekerja kesehatan serta distribusi makanan dan minuman.
Panel kesehatan top Australia merekomendasikan para pemimpin negara bagian dan wilayah agar mempertimbangkan perluasan jumlah pekerja yang diizinkan meninggalkan isolasi.
Mahasiswa internasional menyambut baik
Malvin Geonardo adalah mahasiswa Indonesia jurusan manajemen sumber daya manusia dan bekerja sebagai tukang bangunan paruh waktu di Sydney.
Dia mengatakan dia senang mendengar pembatasan waktu kerja akan dihapus.
Dia telah bekerja di perusahaan bangunan selama 20 jam per minggu selama dua tahun terakhir.
Dengan kebijakan baru ini, menurut Malvin, ia bisa bekerja lebih lama.
Selain itu, kemungkinan besar akan ada mahasiswa internasional lain, yang sebelumnya sudah bekerja di tempat lain dan tidak bisa mengambil pekerjaan tambahan karena tersandung izin batas waktu, kini bisa bekerja di tempat kerjanya.
Sejumlah mahasiswa asal Indonesia menyambut baik rencana Pemerintah Australia yang melonggarkan pembatasan jam kerja bagi mereka untuk mengisi kurangnya tenaga kerja
- Warga Indonesia Rayakan Idulfitri di Perth, Ada Pawai Takbiran
- Kerja Sama TNI-Unud Disorot, Kolonel Agung Bilang Begini
- Daya Beli Melemah, Jumlah Pemudik Menurun
- Dunia Hari Ini: Mobil Tesla Jadi Target Pengerusakan di Mana-Mana
- Kabar Australia: Pihak Oposisi Ingin Mengurangi Jumlah Migrasi
- Dunia Hari Ini: Unjuk Rasa di Turki Berlanjut, Jurnalis BBC Dideportasi