Untuk Kampanye, Pengurus Parpol Sewa Pesawat Khusus
Tak Pasang Logo Partai, Takut Dianggap Banyak Uang
Selasa, 24 Maret 2009 – 08:59 WIB

Foto; Tomy C Gutomo / Jawa Pos
Pesawat tersebut sejatinya milik Sriwijaya Air. Namun, Nusantara Air Charter, salah satu perusahaan penyedia jasa sewa pesawat, menyewanya untuk disewakan ke Partai Golkar. ''Kontraknya sampai 6 April,'' kata Service Support and Control Manager Sriwijaya Air Ary Mercyanto yang ikut dalam rombongan saat ditemui di sela-sela perjalanan Jakarta-Medan.
Partai Golkar memang tak mau menggunakan fasilitas negara. KPU sudah membuat aturan bahwa pejabat negara harus menggunakan fasilitas di luar milik negara apabila berkaitan dengan kampanye. Memang, soal protokoler dan kesehatan, negara masih menjamin. Tapi, penumpang wartawan dan pekerja untuk kampanye tidak dijamin.
Berapa tarif sewa pesawat? Ary tak bisa menyebutkan angka pasti. Namun, menurut dia, paling tidak pesawat tersebut bertarif Rp 10 juta per jam. Angka itu masih bisa bertambah. ''Itu belum ditambah biaya untuk orang-orang yang bertugas di dalam pesawat,'' katanya. Pesawat tersebut, kata Ary, diawaki empat pramugari dan dua pilot.
Tarif per jam itu, kata Ary, tetap dihitung kendati pesawat hanya diparkir di bandara setempat. ''Kita ini kan bisnis charter pesawat. Tiap jam ya harus tetap dihitung. Kalau tidak dipakai, kan mending dipakai untuk penerbangan reguler. Kalau pesawat berhenti, akomodasi untuk pegawai pesawat harus dihitung,'' katanya.
Selama masa kampanye, para pengurus sejumlah parpol yang berkantong tebal lebih suka menyewa pesawat ketika menempuh perjalanan ke luar pulau. Seberapa
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu