Untuk Khofifah dan Bu Risma: Seorang PDP Corona Meninggal setelah Ditolak 2 RS
Sedang pemakaman dilakukan petugas dari Rumah Sakit Dr Soetomo. Prosesi pemakaman berakhir sekitar pkul.00.15, di tengah gelapnya pekaman, dan rintik hujan.
Istri dan anak-anak almarhum sedih bukan saja karena kehilangan orang yang mereka cintai, tetapi juga karena proses pemakaman yang menyayat hati. Saat sakit dijauhi tetangga, apalagi saat meninggal.
"Apa salah suami saya, sampai memperoleh perlakuan seperti ini. Ditolak di rumah sakit sampai akhirnya meninggal. Waktu akan dimakamkan pun dipersulit. " kata Sunarti baru-baru ini.
Sambil terisak Sunarti menceritakan kronologi sakit suaminya, yang prosesnya dianggap demikian cepatnya.
Bermula sembilan hari lalu, ceritanya, suaminya menderita demam. Dia menganggap demam biasa.
Karena itu dia hanya memberi obat penurun demam yang dibelinya di warung dekat rumah.
Beberapa hari masih demam, saudara almarhum menganjurkan agar dibawa ke rumah sakit.
Tapi Slamet Budi Santoso menolak, dan memilih tetap di rumah saja. Alasannya, dia takut kalau dinyatakan sebagai penderita corona.
Seorang PDP corona meninggal dunia setelah dua rumah sakit milik pemerintah menolaknya karena tak ada tempat lagi.
- Hasto PDIP Yakin Jatim Tidak Akan Kebanjiran Kalau Dipimpin Risma-Gus Hans
- Soal Debat Cagub Jatim, Hasto: Bu Risma Menampilkan Kepemimpinan Berakar Prestasi
- 3 Cagub Jatim Tawarkan Solusi Menyelesaikan Kesenjangan Sosial di Pulau Madura
- Pakai Baju Khas Surabaya di Debat Pilgub Jatim, Bu Risma: Ini Kegedean
- Mensos Gus Ipul Terima Penghargaan Jer Basuki Mawa Bea Emas dari Pemprov Jatim
- Cawali Eri Cahyadi Ungkap Pentingnya Toleransi dalam Membangun Kota Surabaya