Untung Siksa
Dahlan Iskan
jpnn.com - Saya harus "main catur" di New York: melangkah ke arah apa yang akan terjadi tiga langkah di depan.
Maka hari pertama di New York, saya ke pengadilan. Mumpung hari itu tidak ada sidangnya Presiden Donald Trump. Lia Sundah mengatakan: jangan harap bisa masuk pengadilan keesokan harinya.
Tidak semua hari di sidang Trump selalu menarik minat pengunjung. Tetapi keesokan harinya itu adalah puncak daya tariknya: si wanita esek-esek tidak sekadar menjadi saksi tapi dikonfrontasikan dengan kubu Trump.
Ini ibarat Rhoma sepanggung dengan Inul.
Maka saya setuju ke pengadilan justru sehari sebelum itu. Sekalian gladi resik untuk bisa lancar di kedatangan keesokan harinya.
Sebagai pengacara khusus keimigrasian di New York, Lia paham benar kawasan pengadilan itu. Pengadilan keimigrasian nyaris di seberangnya. Hanya dipisahkan oleh taman lapangan. Lia tentu sangat sering ke gedung itu.
Kawasan ini disebut 'kawasan pengadilan'. Kalau Anda berdiri di taman lapangan itu menghadap ke mana pun ada gedung pengadilan. Berbagai jenis pengadilan. Berbagai tingkat pengadilan.
Ternyata sebetulnya saya sudah beberapa kali ke lokasi ini. Tepatnya ke sebelah lokasi ini. Pun sebelum Disway banyak iklannya.