Untung Tiba-Tiba Ingat Petrofish
Saya minta waktu bicara. Ceramah dihentikan.
"Ibu-ibu," " kata saya agak bergegas, "Ada jalan keluar!"
Serentak mereka bersorak. "Saya lupa, BUMN sudah memproduksi pakan ikan. Namanya, Petrofish," kata saya. Yang untuk sapi namanya: Petrobeef.
Lantas, saya ceritakan kunjungan saya ke desa-desa di Jember dua tahun lalu. Waktu itu para petani tembakau curhat harga pupuk yang mahal. Maklum, pupuk impor dari Eropa. Indonesia belum bisa bikin pupuk khusus untuk tembakau. Maka, saya minta Petrokimia Gresik memproduksinya.
Berhasil. Kini petani tembakau Jember sudah menggunakan produk dalam negeri yang khasiatnya sama. Waktu itu Petrokimia juga sekalian bikin pupuk untuk kebun sawit, pestisida, serta makanan ternak dan ikan. Tapi, marketing-nya masih kalah dengan makanan ikan impor.
Petani ikan di Tulungagung tahunya pakan impor "yang itu". Belum tahu Petrofish. Maklum, marketing "yang itu" amat agresif.
Saya langsung minta Dirut Petrokimia Gresik Hidayat Nyakman menugaskan manajer Petrofish terjun ke Tulungagung. Marketing Petrofish tidak boleh kalah agresif.
Hari itu juga manajer Petrofish datang ke acara ibu-ibu itu. Semua dijelaskan dengan baik. Untung ada Petrofish! Saya tidak jadi malu. Petani ikan pun dapat pakan yang lebih murah dengan mutu yang tidak kalah dengan "yang itu". (***)
Dahlan Iskan
Menteri BUMN
SAYA hampir saja malu di Campurdarat: tidak bisa menjawab pertanyaan bagaimana mengatasi kesulitan seluruh petani ikan di seluruh Tulungagung. Terutama
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi