Upah Buruh Indonesia Tinggi, Investor Jepang Berkurang

jpnn.com, JAKARTA - Tren kenaikan upah buruh dan biaya produksi berpotensi membuat minat ekspansi investor asing, khususnya dari Jepang, melandai.
Hal itu terungkap dalam laporan tahunan Japan External Trip Organization (Jetro), lembaga yang bekerja sama dengan pemerintah Jepang mempromosikan perdagangan dan investasi.
President Director Jetro Keishi Suzuki menyebutkan, ada beberapa data yang menarik dalam laporan tersebut.
Misalnya, masalah infrastruktur yang dinilai kurang pada survei sebelumnya, tetapi tidak muncul lagi dalam tiga besar masalah yang dikeluhkan responden pada 2018.
Selain itu, masalah tenaga kerja Indonesia yang dianggap murah oleh responden saat survei sebelumnya, tetapi pada survei 2018 justru sebaliknya.
”Jumlah perusahaan Jepang yang berencana ekspansi dalam 1–2 tahun ke depan menurun setengahnya. Penyebabnya adalah kenaikan upah buruh dan kenaikan biaya pengadaan. Semoga pemerintah memperbaiki isu tersebut,’’ ujar Keishi di Jakarta, Kamis (28/2).
Laporan Jetro merupakan hasil survei perusahaan-perusahaan Jepang yang berada di 20 negara atau wilayah.
Perinciannya, lima negara di Asia Timur, sembilan negara di Asia Tenggara, empat negara di Asia Barat, dan dua negara di Oseania, termasuk Indonesia.
Tren kenaikan upah buruh dan biaya produksi berpotensi membuat minat ekspansi investor asing, khususnya dari Jepang, melandai.
- Bertemu Menkeu AS, Menko Airlangga Bahas Tarif Resiprokal hingga Aksesi OECD
- Tak Risau, Sri Mulyani Sebut Rupiah Sejalan dengan Perekonomian Domestik
- Sepakat dengan IMF, Ekonom Bank Mandiri Sebut Indonesia Salah Satu Pusat Ekonomi Dunia
- LG Batal Investasi Baterai EV di RI, Prabowo Yakin Ada Investasi Negara Lain
- Harga Bitcoin Tetap Stabil di Tengah Tekanan Geopolitik
- Pemda Diminta Jadi Motor Investasi dan Pemerataan Ekonomi