Upah Rp 3 Ribu Rupiah, Kini Buruh Bangunan Bisa Naik Haji

jpnn.com, LAMONGAN - Pasangan suami istri (pasutri) asal Lamongan, Matoyin dan Muniroh kini bisa tersenyum lega karena terdaftar sebagai rombongan haji tahun ini.
Mimpi itu terwujud berkat usaha keduanya yang gigih menabung dari jerih payah menjadi buruh angkut serta berjualan kembang.
Keseharian Matoyin adalah buruh angkut di pasar desa setempat, aktivitasnya setiap pagi hari diawali dengan berangkat ke pasar.
"Saya menjadi buruh angkut barang-barang pedagang di sana," ujarnya.
Meski menjadi buruh angkut, tetapi Matoyin memiliki hasrat besar untuk menunaikan ibadah haji beserta istrinya.
Langkahnya sudah mereka niati puluhan tahun lalu, sejak mereka masih sama-sama bujang. Pekerjaannya sebagai buruh angkut tidak menyurutkan Matoyin berkeinginan menunanikan ibadah haji ke tanah suci.
Begitu pun Muniroh, dari jerih payah berjualan kembang makam dan hasil kerja suaminya ditabungnya.
Upah menjadi buruh angkut tidaklah terlalu besar, untuk setiap sekali angkut Matoyin diupah Rp 3 ribu rupiah saja. Namun jika beruntung, maka sehari bisa membawa pulang uang yang lumayan.
Pasangan suami istri menabung sejak masih bujang demi mewujudkan keinginan untuk naik haji
- Senator Lia Istifhama Apresiasi Respons Cepat KJRI Jeddah Dalam Menangani Jemaah Haji Indonesia
- Said Iqbal Desak Permendag 8 Dicabut karena Merugikan Usaha Lokal & Buruh
- Antisipasi Dampak Tarif Resiprokal AS, Prabowo Perintahkan Bentuk Satgas PHK
- Buruh Jabar Khawatir Tarif Trump Bakal Memicu PHK Massal
- X SMILE, Dari Pekerja Serabutan Menjadi Bintang Musik Digital
- Melepas Peserta Mudik Gratis, Wamenaker Dorong Pekerja Jaga Semangat dan Produktivitas