Upah Rp 3 Ribu Rupiah, Kini Buruh Bangunan Bisa Naik Haji
jpnn.com, LAMONGAN - Pasangan suami istri (pasutri) asal Lamongan, Matoyin dan Muniroh kini bisa tersenyum lega karena terdaftar sebagai rombongan haji tahun ini.
Mimpi itu terwujud berkat usaha keduanya yang gigih menabung dari jerih payah menjadi buruh angkut serta berjualan kembang.
Keseharian Matoyin adalah buruh angkut di pasar desa setempat, aktivitasnya setiap pagi hari diawali dengan berangkat ke pasar.
"Saya menjadi buruh angkut barang-barang pedagang di sana," ujarnya.
Meski menjadi buruh angkut, tetapi Matoyin memiliki hasrat besar untuk menunaikan ibadah haji beserta istrinya.
Langkahnya sudah mereka niati puluhan tahun lalu, sejak mereka masih sama-sama bujang. Pekerjaannya sebagai buruh angkut tidak menyurutkan Matoyin berkeinginan menunanikan ibadah haji ke tanah suci.
Begitu pun Muniroh, dari jerih payah berjualan kembang makam dan hasil kerja suaminya ditabungnya.
Upah menjadi buruh angkut tidaklah terlalu besar, untuk setiap sekali angkut Matoyin diupah Rp 3 ribu rupiah saja. Namun jika beruntung, maka sehari bisa membawa pulang uang yang lumayan.
Pasangan suami istri menabung sejak masih bujang demi mewujudkan keinginan untuk naik haji
- Temui Pj Gubernur, Aliansi Buruh Menyuarakan UMP Aceh 2025 Naik jadi Rp 4 juta Per Bulan
- Pemimpin Paling Berpihak ke Industri SKT, Khofifah Tuai Dukungan Ribuan Buruh Ngawi
- Tangis Buruh Sritex Pecah Seusai Wamenaker Immanuel Ebenezer Memastikan Tidak Ada PHK
- Francine Minta Semua Pihak Kedepankan Dialog soal Tuntutan Kenaikan Upah Buruh
- Menaker Yassierli Ajak Serikat Pekerja Terus Bangun Hubungan Industrial yang Harmonis
- Resmi Jabat Menaker yang Baru, Yassierli Sebut Ketenagakerjaan Bukan Hanya Soal Buruh