Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan

Melihat para petani perempuan dan petani difabel di Kulon Progo, Yogyakarta, yang kurang memiliki pengetahuan dan dilibatkan untuk mengatasi perubahan iklim, Lastiana Yulandari tidak tinggal diam.
Ia mendirikan sebuah lembaga bernama Aliet Green untuk memberikan pelatihan dan teknologi yang terjangkau bagi petani untuk menghadapi cuaca yang semakin tak menentu.
Menurut Lastiana petani adalah kelompok yang paling rentan terhadap perubahan iklim, tapi mereka tidak memahami bagaimana menyikapinya.
"Buat mereka, climate change itu kan sesuatu yang scientific banget," ujarnya kepada Billy Adison dari ABC Indonesia.
"Mereka merasakan ada suatu perubahan tapi mereka enggak bisa bilang [itu disebabkan] climate change," kata Lastiana.
"Terutama [petani] yang difabel dan perempuan, mereka merasa ... 'Kok saya enggak pernah diajarin ini sama orang tua saya kalau ada perubahan kalendar seperti ini?"
"Mereka merasa ada yang missing [soal pengetahuan], padahal sebenernya enggak."
Lastiana mengatakan sebenarnya petani tradisional di Indonesia memiliki pengetahuan soal pertanian berkelanjutan, yang diwariskan secara turun temurun dalam keluarga petani.
Melihat para petani perempuan dan petani difabel di Kulon Progo, Yogyakarta, yang kurang memiliki pengetahuan dan dilibatkan untuk mengatasi perubahan iklim, Lastiana Yulandari tidak tinggal diam
- Hari Bumi, Siswa SIS SJ Diajak Ikut Atasi Perubahan Iklim Sejak Dini
- Prabowo Sebut Petani Harus Bisa Punya Rumah dan Mobil
- Dunia Hari Ini: Vatikan Umumkan Tanggal Pemakaman Paus
- 'Nangis Senangis-nangisnya': Pengalaman Bernyanyi di Depan Paus Fransiskus
- Perjalanan Jorge Mario Bergoglio Menjadi Paus Fransiskus
- Desa Mukti Sari Memanfaatkan Limbah Ternak untuk Kemandirian Energi