Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
"Banyak sekali limbah padat yang dihasilkan oleh masyarakat yang membuang sampah ke sungai, dan tidak ada layanan dari pemerintah," katanya.
Namun dengan masa uji coba selama setahun terakhir, CARP sudah mengumpulkan sampah padat dari sekitar 400 rumah tangga, memisahkan sampah tersebut menjadi organik dan non-organik, lalu diolah untuk menghasilkan sumber daya terbarukan.
Didanai oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia, serta melibatkan pemerintah lokal di Indonesia, Diego mengatakan sejumlah proyek, seperti RISE dan CARP, menunjukkan komitmen dari Australia dan Indonesia untuk berkerja sama untuk mengatasi perubahan iklim.Namun, dengan semakin banyak sumber pendanaan, tidak hanya terbatas dari pemerintah Australia tapi juga lembaga non-profit, semakin banyak juga tantangan yang dihadapi oleh Diego dan mitranya di lapangan."Kita perlu lebih cekatan dan fleksibel supaya bisa cepat mengintegrasikan berbagai agenda dan sumber pendanaan yang berbeda untuk menyelerasakannya."
Melihat para petani perempuan dan petani difabel di Kulon Progo, Yogyakarta, yang kurang memiliki pengetahuan dan dilibatkan untuk mengatasi perubahan iklim, Lastiana Yulandari tidak tinggal diam
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Rembuk Tani jadi Cara Pupuk Indonesia Penuhi Kebutuhan Petani Sragen
- IFAD Tinjau Program UPLAND di Garut Untuk Tingkatkan Produktivitas & Kesejahteraan Petani
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Pupuk Indonesia Percepat Penebusan Pupuk Subsidi di Wonogiri untuk Dukung Musim Tanam
- Pupuk Indonesia dan Wapres Ajak Petani Tebus Pupuk Bersubsidi di Kegiatan Rembuk Tani