Upaya Eks PSK Tambakasri Mentas dari Bisnis Syahwat
Penghasilan Sedikit Asal Barokah
Senada dengan Reni, Yanti yang memiliki usaha jasa cuci pakaian mengatakan bahwa usaha barunya sangat menyenangkan. Meski pendapatan dari usaha tersebut belum banyak, Yanti tetap tidak punya keinginan untuk kembali menjadi PSK.
"Kerja kayak gini enak. Kalau dulu kerjanya itu kayak ditekan, dicari germo. Kemudian disuruh kerja bolak-balik. Kalau ini, kan kita sendiri yang bisa mengatur waktunya," ucapnya.
Meski sudah tidak menjadi PSK lagi, kata Yanti, dirinya masih sering diajak bertransaksi oleh mantan pelanggannya. Tak jarang, mantan pelanggannya berani membayar lebih, asal Yanti mau memenuhi permintaannya. "Masih ada sih, cuma beberapa. Tapi ya itu tadi, berapa pun nilainya, saya sudah tidak mau. Saya sudah insaf," ujar ibu satu anak tersebut.
Kini dengan usaha barunya itu, Yanti sangat bersyukur. Dengan tarif cuci baju Rp 4 ribu per kilogram, dia mendapat penghasilan bersih Rp 1 juta per bulan. "Alhamdulillah, meski cuma segini, saya masih bisa makan dan anak bisa bersekolah. Yang penting duitnya halal," ungkapnya.
Rasa bersyukur juga ditunjukkan Mimin. Perempuan berusia 42 tahun itu memiliki usaha jual sayur keliling. Profesi tersebut digelutinya selama tujuh bulan, sejak dia memutuskan untuk tidak menjadi PSK. Setiap hari dia bangun dini hari untuk kulakan. Kemudian dagangannya dijual keliling hingga siang. "Saya mulai beraktivitas pukul 02.00 dan mulai berkeliling pukul 06.00-11.00," jelasnya.
Penghasilan rata-rata hanya Rp 40 ribu per hari. Dengan jumlah tersebut, Mimin masih bisa menyisihkan sedikit uang untuk mengisi amal jariah masjid. "Ya, jadi tiap hari saya wajibkan untuk mengisi kotak infak di masjid Rp 10 ribu. Kalau ada rezeki lebih, bisa jadi lebih yang saya infakkan," ungkap perempuan asal Madiun itu. (dha/c7/ai)
Sejak ditutup dua bulan lalu, aktivitas eks lokalisasi Kremil, Tambakasri, memang tidak ramai. Banyak mantan PSK dan mucikari yang memilih kembali
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara