Upaya Hindari Operasi Caesar Bisa Berujung pada Cedera Persalinan

Ada kekhawatiran terbaru tentang skala cedera pada perempuan yang disebabkan oleh persalinan dengan alat di rumah sakit Australia.
Salah satu ahli terkemuka dalam bidang cedera persalinan mengatakan, krisis di bangsal bersalin adalah akibat langsung dari upaya untuk menurunkan tingkat operasi caesar.
Peter Dietz, salah satu ahli terkemuka bidang cedera ginekologi di Australia, juga memperingatkan tentang potensi banjir kasus hukum medis.
Ia mengatakan, krisis di bangsal bersalin Australia adalah hasil dari penghindaran operasi caesar pada saat persalinan di saat semakin banyak kehamilan dianggap beresiko tinggi.
"Jadi perempuan ... semakin tua dan lebih tua pada saat mereka memiliki bayi pertama mereka, dan kita semua tahu ada sebuah epidemi obesitas di luar sana, jadi itu badai yang sempurna," tuturnya.
Ia menyambung, "Tak mengejutkan sama sekali bahwa tingkat C-section (operasi Caesar) telah meningkat di mana-mana."
Profesor Peter mengatakan, sampai saat ini, dokter kandungan tidak menyadari tingkat kerusakan dasar panggul yang disebabkan oleh forsep (alat persalinan yang berbentuk seperti sendok besar dan berfungsi sebagai penjepit).
"Jenis cedera itu terjadi pada sekitar 10% perempuan yang melahirkan bayi mereka secara normal, hal itu terjadi mungkin 11% setelah vakum atau dengan vakum, dan hal itu terjadi di sini di Sydney pada 44% persalinan dengan forsep,” jelasnya.
Ada kekhawatiran terbaru tentang skala cedera pada perempuan yang disebabkan oleh persalinan dengan alat di rumah sakit Australia.Salah satu ahli
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia