Upaya Kurangi Emisi Karbon, Biomassa Kayu Jadi Salah Satu Pilihan

jpnn.com, JAKARTA - Dirjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Dadan Kusdiana mengatakan Indonesia berkomitmen untuk terus mendorong penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT).
Penggunaan EBT adalah upaya pengurangan emisi karbon yang bisa berkontribusi pada upaya pencegahan bencana perubahan iklim.
Menurut Dadan, transisi energi terbarukan berbasis produk kehutanan menjadi salah satu opsi yang potensial untuk terus berkembang.
Hal ini diungkapkan Dadan dalam sesi panel bertajuk Climate Resilience and energy Transition: Fostering Colaborative Action” di Paviliun Indonesia pada Konferensi Perubahan Iklim COP27 UNFCCC di Sharm El Sheikh, Mesir, Rabu (9/11) lalu.
“Penggunaan energi terbarukan harus bisa mengakselerasi pembangunan rendah karbon dan mengamankan suplai energi di dalam negeri,” ujarnya.
Dadan menegaskan pemerintah bertekad untuk memenuhi target bauran EBT 23 persen pada 2025 dan mencapai Net Zero Emissions sektor energi 2060.
“Sumber EBT tersebut bisa berasal dari tenaga surya, angin, hidro, nuklir atau biomassa,” kata dia.
Dia menyebutkan pencapaian target tersebut butuh aksi kolaboratif yang melibatkan semua pihak termasuk dukungan dari sektor swasta.
Menurut Dadan, transisi energi terbarukan berbasis produk kehutanan menjadi salah satu opsi yang potensial untuk terus berkembang.
- Dekarbonisasi Pertamina Lampaui Target, Capai 146 Ribu Metrik Ton CO2 per Januari 2025
- Telkom Siap Tingkatkan Daya Saing BPD lewat Digitalisasi
- Menko Airlangga Bertemu Menteri Lombard di Prancis, Bahas Kerja Sama Perdagangan, Investasi, & Energi
- Pakar Soroti Tantangan Transisi Energi di Asia Tenggara, Stabilitas Kebijakan Jadi Kunci
- Pelindo Solusi Logistik Memperkuat Ekosistem Logistik lewat Teknologi
- Tingkatkan Energi Tubuh Anda dengan Mengonsumsi 5 Makanan Kaya Nutrisi Ini