Upaya LSP Hatsindo Wujudkan Target 6 Juta Tenaga Konstruksti Bersertifikat
jpnn.com, JAKARTA - Tenaga teknik konstruksi Indonesia perlu memiliki sertifikat untuk bisa bersaing secara internasional.
Sertifikat tersebut akan menjadi acuan standar pekerja mempertanggungjawabkan pekerjaannya secara profesional.
“Sehingga kemungkinan adanya bangunan yang mudah roboh atau kualitas kerja yang buruk bisa ditekan,” kata Ferdaus Ardyansyah Purnomo, anggota pengarah Lembaga Sertfikasi Profesi (LSP) Himpunan Ahli Teknik Konstruksi Indonesia (Hatsindo) di Jakarta, kemarin.
Sebelumnya, pemerintah menargetkan enam juta tenaga kerja konstruksi bersertifikat. Namun jumlah tersebut belum tercapai.
"Hingga saat ini satu juta tenaga kerja konstruksi yang bersertifikat pun belum tercapai. Karena itulah LSP Hatsindo hadir," ujar Ferdaus.
LSP Hatsindo, lanjut Firdaus, hadir sebagai salah satu wadah organisasi yang memiliki tugas melakukan pembinaan untuk meningkatkan kemampuan keterampilan dan keahlian.
Selain itu turut berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional secara menyeluruh denga memberikan pelayanan dalam hal pengurusan sertifikasi tenaga kerja di sektor jasa konstruksi.
“Asosiasi profesi kami mensertifikasi dari tukang, mandor hingga ahli. Untuk tenaga kerja asing, yang boleh kerja di Indonesia, sertifikat mereka di level tenaga ahli, dengan catatan harus melakukan transfer ilmu pengetahuan,” imbuhnya.
Tenaga teknik konstruksi Indonesia perlu memiliki sertifikat untuk bisa bersaing secara internasional.
- Fasilitasi Transformasi Industri Konstruksi, Vastu Hadirkan Platform Digital Hub
- Berkomitmen Terapkan Budaya K3, AMKA Raih 2 Penghargaan
- Gravel Dorong Inovasi Manajemen Digital Demi Memajukan Industri Konstruksi di Indonesia
- Menaker Ida Minta Industri Konstruksi Tingkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
- Terdampak Pandemi, Sektor Konstruksi Diharapkan Pulih Bertahap
- PT Waskita Karya Aplikasikan Teknologi Teranyar di Sektor Konstruksi