Upaya Perkenalkan Budaya Batak di Australia Untuk Bantu Anak-anak Tapanuli

Di tahun 2012, ia pernah membuat acara lelang yang mendapat sambutan luar biasa dari kenalan dan pelanggan restoran, yang berasal dari kawasan Koroit dan Warranmbool.
Tak hanya itu, Alex pun memiliki ide untuk menyediakan kaleng donasi bagi pelanggan restoran yang ingin menyumbangkan uang.
Niat baik Alex dan seluruh usahanya telah membuahkan hasil.
"Saat ini kita sudah membangun dua kelas untuk Rumah Belajar Pagarsinondi di Desa Jamburnauli dan Pagarsinondi," kata Alex yang kini bekerja sebagai chef di rumah jompo Nsmbya Lyndoch Living di kawasan Warrnambool.
"Ada sekitar 150 anak yang datang untuk belajar bahasa Inggris gratis dan juga perpustakaan. Selama lima tahun kita dibantu oleh teman-teman di Warrnambool dan juga di Indonesia untuk menggalang dana membantu pembangunan rumah belajar ini," tambahnya.
Tak hanya sampai disitu. Alex pun kini berupaya untuk memperkenalkan budaya Batak bagi anak-anak sekolah di Victoria.
Ia pernah mengajarkan bahasa Indonesia dan Tarian Batak, 'Manortor' di sejumlah sekolah di Victoria, diantaranya di St Patrick Primary School di Koroit dan Monivae College di Hamilton.
Suasana saat Alex mengajarkan tarian Tortor di Monivae College di Hamilton."Awalnya ada tamu yang datang ke restoran kami, seorang guru yang kebetulan di sekolahnya ada pelajaran bahasa dan budaya Indonesia, kemudian mengajak saya untuk mengisi kelasnya," ujar Alex yang dibantu oleh istrinya.
Alex Hutabarat adalah seorang chef asal Tapanuli, Sumatera Utara, yang bekerja di Australia. Lewat keahlian dan pengetahuan budayanya, ia membantu
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia