Update Corona: WHO Melihat Fenomena Mengkhawatirkan di Eropa
jpnn.com, KOPENHAGEN - Kantor Regional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Eropa mengkhawatirkan peningkatan infeksi virus corona di Eropa Timur. Fenomena ini berpotensi memicu gelombang kedua wabah di negara-negara Eropa yang telah mengalami penurunan jumlah kasus.
"Dalam sebulan terakhir, jumlah negara Eropa yang menunjukkan peningkatan signifikan dalam insidensi kumulatif meningkat lebih dari tiga kali lipat, dari enam menjadi 21 negara," kata Dr. Hans Kluge, Direktur Regional WHO untuk Eropa, dalam pertemuan virtual rutin yang diadakan di Kopenhagen, Kamis (18/6).
Banyak yang menganggap wabah corona di kawasan Eropa telah stabil. Namun, WHO tetap mengingatkan akan bahaya rasa keamanan palsu.
"COVID-19 masih dalam fase yang sangat aktif di banyak negara. Sangat penting bagi kita untuk terus memulihkan diri dan bangkit kembali usai karantina wilayah (lockdown)," kata pejabat WHO itu.
Kluge menekankan perlunya untuk tetap tekun dan mencabut pembatasan dengan hati-hati. Dia menyoroti pembukaan kembali sekolah-sekolah di beberapa negara yang mengakibatkan kobaran kasus lokal.
"Berharap yang terbaik tetapi bersiap untuk yang terburuk. Kita masih belum keluar dari bahaya. Lockdown dan jaga jarak sosial telah memberi kita waktu," tuturnya.
Kluge menjelaskan, penting bagi pemerintah untuk berinvestasi penuh dalam sistem pelacakan, tes, dan penelusuran yang agresif demi menghindari langkah karantina yang mahal.
Dia pun memprediksi dalam beberapa pekan dan bulan ke depan andai infeksi virus tersebut kembali meningkat.
WHO menilai fenomena ini berpotensi memicu gelombang kedua wabah virus corona di negara-negara dengan kasus yang telah mengalami penurunan
- Deteksi Dini Down Syndrome, Cordlife Persada Hadirkan Layanan NIPT Lokal di Indonesia
- Cegah Diabetes dengan Dua Cara Ini, Ampuh Menjaga Gula Darah
- Pendaftaran PPPK 2024 Gelombang II untuk Honorer Database BKPSDM
- Eropa Mulai Melarang Smartphone di Sekolah, Ini Alasannya
- Kosovo Kembali Memanas, Dunia Perlu Waspada
- Menhub Budi: Kereta Cepat Whoosh jadi Buah Bibir di ASEAN bahkan Eropa