Update Harga Cabai Hari Ini, Mendag Ungkap Perlu Teknologi untuk Distribusi

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengajak para kepala daerah berupaya menurunkan harga cabai mulai dari daerah masing-masing.
Menurut Mendag, salah satu upaya yang dilakukan pemerintah melalui Kementerian Perdagangan dalam menjaga harga cabai adalah dengan melakukan subsidi dari daerah surplus ke defisit.
“Beberapa daerah, bupati bisa turun tangan, subsidi transport bisa jualan ke Jawa untungnya kan besar sebetulnya karena di tempat asal Rp 20 ribu-Rp 25 ribu,” kata Mendag Zulkifli Hasan seusai meninjau harga bahan pangan pokok di Pasar Palmerah, Jakarta Barat, Kamis.
Mendag menuturkan harga cabai merah keriting yang sempat melambung hingga Rp 120 ribu per kilogram pada Desember lalu, akibat musim hujan yang berdampak pada penurunan produksi petani.
“Cabai sebulan hampir mahal tapi bisa turun lagi tapi musiman. Karena Desember itu musim hujan jadi harganya naik,” ucapnya.
Selain melalui distribusi supply ke daerah defisit, Zulhas menilai perlu teknologi yang mampu menyerap kandungan air pada cabai sehingga bisa lebih awet dalam perjalanan.
“Kalau Aceh ke sini (Jawa) pakai bus atau truk tidak mungkin, busuk dia. Makanya cabai perlu (teknologi), sehingga, panen bisa dikeringkan, diambil airnya,” jelasnya.
Zulhas menyampaikan bahwa harga cabai merah keriting sudah perlahan turun menjadi Rp 70 ribu sampai Rp 80 ribu per kilogram sebagaiamana dikatakan oleh para pedagang di Pasar Palmerah.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengajak para kepala daerah berupaya menurunkan harga cabai mulai dari daerah masing-masing.
- Cabai Rawit Merah Tembus Rp 85 Ribu, Gubernur Luthfi Dorong Pemerataan Pasokan
- Mocabe Gencar Garap Pasar, Gerebek Pedas Nikmat
- Harga Cabai Makin Pedas jelang Lebaran 2025, Daging Sapi Apa Kabar?
- Menjelang Idulfitri, Riyono Caping Minta Harga Cabai Diwaspadai, Jangan Sampai Naik
- IHSG Melemah Lagi, Pembatalan RUU TNI Bisa Meredakan Pasar
- IHSG Anjlok, Hardjuno Wiwoho: Pasar Butuh Bukti, Reformasi Hukum dan Teknokrasi Jadi Kunci